Kesehatan

Sakit Kepala Lebih Dua Bulan, Waspadai Penyakit Ini

Sabtu, 13 Juli 2019 - 11:58 | 227.47k
Dokter Spesialis Bedah Syaraf Persada Hospital, Agus Chairul Anab. (Foto: Imadudin M/TIMES Indonesia)
Dokter Spesialis Bedah Syaraf Persada Hospital, Agus Chairul Anab. (Foto: Imadudin M/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGSakit kepala atau pusing merupakan keluhan yang biasa dialami kebanyakan orang. Meski bisa sembuh sendiri, keluhan kepala dalam jangka waktu lama perlu diwaspadai.

Dokter Spesialis Bedah Syaraf Persada Hospital, Malang, Jawa Timur, Agus Chairul Anab menyampaikan, sakit kepala yang makin berat bisa jadi merupakan gejala tumor atau kanker otak. Untuk memastikannya memang perlu dilakukan pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) di rumah sakit.

Persada-Hospital.jpg

"Jangan meremehkan pusing. Tubuh itu sudah memiliki alarm yang luar biasa dengan pusing. Jika  nyeri kepala dua bulan misalnya, langsung segera ke dokter, cek up sendiri untuk MRI kepala," kata pria yang akrab disapa Aca, Sabtu (13/7/2019).

Aca menjelaskan meski tumor merupakan penyakit yang ganas, tetapi angka harapan hidup pasien kini semakin tinggi. Ia menyebutkan secara teori survival rate pasien sampai 2 tahun dengan pengobatan komplet.

Ia juga menyebutkan pengobatan di Indonesia, pun tidak kalah dengan negara-negara tetangga. Salah satunya dengan operasi teknik operasi micro surgery dan endoscopy dengan sayatan hanya 2-3 cm untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Bahkan pada operasi tumor otak bisa dilakukan melalui alis mata (eyebrow surgery) yang nyaris tanpa menimbulkan bekas.

Dokter-Spesialis-Bedah-Syaraf-Persada-Hospital-Agus-Chairul-Anab-a.jpg

Ia menyampaikan untuk mencegah terjadinya tumor otak, penting untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan otak (brain awareness).  Ia mengatakan edukasi untukbmenjaga otak tetap sehat mengantisipasi untuk itu harus dilakukan sejak dini.Edisi-Minggu-14-Juli-2019-A.jpg"Cara mudah cukup dengan pola hidup sehat, istirahat cukup, olahraga, dan kurangi penggunaan smartphone atau radiasi handphone," tambah Dokter Spesialis Bedah Syaraf Persada Hospital, Malang, Jawa Timur, Agus Chairul Anab.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES