Peristiwa Daerah

Kepala BNPB Buka Ekspedisi Destana 2019 di Pantai Boom Banyuwangi

Sabtu, 13 Juli 2019 - 08:54 | 129.17k
Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tahun 2019 di Pantai Boom, Banyuwangi. (Foto: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)
Ekspedisi Desa Tangguh Bencana Tahun 2019 di Pantai Boom, Banyuwangi. (Foto: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letjen TNI Doni Monardo membuka Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) tahun 2019 di Pantai Boom Banyuwangi, Jumat sore tanggal 12 Juli 2019 kemarin. Acara yang digelar di Banyuwangi selama dua hari, mulai Sabtu hingga Minggu tanggal 12-13 Juli 2019 ini mengangkat tema "Kita Jaga Alam Jaga Kita".

Kegiatan yang berlangsung selama 34 hari mulai 12 Juli 2019 sampai 17 Agustus 2019 dimulai dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ke barat sampai dengan Kabupaten Serang, Banten ini merupakan kegiatan sinergi bersama dengan BNPB, BSN, Kemendagri, Kominfo, BMKG, organisasi kemasyarakatan, serta PMI.

BNPB-Banyuwangi-a.jpg

"Kegiatan ekspedisi destana mistigasi untuk tsunami ini sangat dibutuhkan, karena sebagian besar pantai di selatan Jawa ini pernah terjadi gempa dan tsunami, peristiwa ini sangat mungkin akan terulang kembali, oleh karenanya mengingatkan kembali masyarakat agar kita selalu waspada, bukan untuk menakut-nakuti, bukan untuk menimbulkan kekhawatiran, hal ini semata-semata membangun sebuah semangat kesiap siagaan," tegas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Sabtu (13/07/2019).

Doni menambahkan ketika terjadi peristiwa alam dengan kapasitas yang besar, masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan, bukan hanya ditingkat desa, namun hingga ditingkat yang paling rendah yaitu keluarga, bahkan perorangan. Kebanyakan korban tsunami yang sudah-sudah adalah ibu-ibu dan anak-anak.

BNPB-Banyuwangi-b.jpg

Roadmap ke depan, menurut BNPB, adalah tahun 2019 ini dilaksanakan ekspedisi Destana Tsunami untuk mengetahui tingkat ketangguhan 584 desa/kelurahan yang ada di daerah rawan tsunami. Tahun 2020-2022 dilaksanakan penguatan ketangguhan pada desa/kelurahan tersebut dengan KKN Tematik Destana oleh Universitas Lokal, APBN [BNPB dan K/L], APBD [BPBD dan OPD], Dana Desa, CSR lembaga usaha dll. Dan pada tahun 2023 dilaksanakan pengukuran ketangguhan desa/kelurahan, untuk memastikan peningkatan ketangguhannya.

Pemilihan Jawa sebagai lokasi ekspedisi Destana 2019, karena persiapan awal dalam antisipasi jika terjadi gempa dan tsunami. Titik awal pelaksanaan di Banyuwangi, mengingat di tahun 1994 pernah terjadi tsunami di pantai pancer yang memakan korban jiwa. Banyuwangi sendiri terdapat 48 desa yang termasuk sasaran desa tangguh bencana tahun 2019.

"Kita ingin datang ke desa-desa yang rawan bencana tsunami, BNPB menyebutnya penta healing, harapannya dengan mereka tangguh maka mereka semua akan selamat apabila tsunami terjadi dan mereka tahu bagaimana cara menyelamatkan diri, karena itu ada dilingkungan mereka, kalau memang tidak ada tempat evakuasi mereka akan menentukan sendiri, belum ada jalurnya mereka bisa buat sendiri," jelas Lilik Kurniawan Direktur Pemberdayaan BNPB.

Peserta Destana 2019 tidak hanya orang yang memiliki fisik yang normal, namun juga diikuti kaum difabel yang penuh semangat tinggi dalam mengantisipasi apabila bencana tsunami terjadi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES