Peristiwa Daerah

Kisah Sumali yang Ikhlas Menjaga Perlintasan Tanpa Palang di Wonoasri

Jumat, 12 Juli 2019 - 18:03 | 163.54k
Warga secara swadaya menjaga perlintasan kereta api tanpa palang di Wonoasri, Kabupaten Madiun. (Foto: Nurdin Ariyanto/TIMES Indonesia)
Warga secara swadaya menjaga perlintasan kereta api tanpa palang di Wonoasri, Kabupaten Madiun. (Foto: Nurdin Ariyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Para penjaga pintu perlintasan rel kereta api tak berpalang pintu di Desa Wonoasri, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun siang malam, seolah tak kenal lelah. Mereka dengan suka rela membantu pengguna jalan melintasi rel agar tidak bertepatan saat kereta api melintas.

Para penjaga bergantian memantau kereta api dan mengatur lalu lintas. "Ini swadaya msyarakat, agar tidak ada kejadian-kejadian yang tak diinginkan," kata koordinator penjaga perlintasan kereta api, Sumali.

perlintasan-kereta-api-2.jpg

Lima orang bergantian menjaga rel kereta api yang tak ada palang pintunya. Mulai pukul 06.30 hingga pukul 23.00. Mereka melakukannya dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan. Hanya diniatkan agar tidak ada kecelakaan di perlitasan rel kereta api tersebut.

Mereka sudah stand by pukul 06.30 karena pukul 7.00 sudah mulai ramai kendaraan lalu lalang. Di antaranya siswa sekolah, para pegawai dan masyarakat lain. Sekitar pukul 23.00 mereka baru kembali ke rumah masing-masing. Kegiatan itu sudah mereka jalani sekitar delapan tahun.

Awal mula tergerak membuat kegiatan swadaya masyarakat seperti itu karena dulu sering terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api Wonoasri. Penyebabnya, tak ada palang pintu di perlintasan tersebut.

"Awalnya, saya tergerak bersama rekan-rekan saya, karena dulu sering terjadi kecelakaan di daerah perlintasan ini," tambah Sumali.

perlintasan-kereta-api-3.jpg

Meski mereka masih punya pekerjaan lain seperti bertani dan seniman karawitan, meluangkan waktunya menjaga pintu perlintasan tetap Ikhlas dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat yang melintas di perlintasan kereta api tersebut.

Dan mereka kadang sering menerima imbalan dari warga yang melintas di rel tersebut. Imbalan itu mereka terima senang hati meski sebenarnya tidak meminta.

"Alhamdulillah, kalau ada yang ngasih ya diterima kalau nggak ya nggak apa-apa. Setelah itu dibagi rata dengan teman-teman yang jaga," imbuh Sumali. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Ponorogo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES