Ada 3 Hal Menarik Pada Peresmian Museum Ganesya Milik Hawai Grup
TIMESINDONESIA, MALANG – Meriah dan ada tiga hal menarik yang mewarnai acara Grand Opening Museum Ganesya milik Hawai Grup di kompleks perumahan Graha Kencana Utara V, Malang, Jawa Timur, Jumat (12/7/2019) siang mulai dari menyanyikan lagu Indonesia Raya sampai Keris Raksasa.
Seperti diketahui, Hawai Grup adalah nama manajemen baru di Hawai Waterpark Malang yang telah disandang sejak 2019 ini. Hawai Grup ini mengelola empat wahana di kawasan itu, yakni Hawai Waterpark, Malang Night Paradise (MNP) , Malang Smart Arena (MSA) dan Museum Ganesya (Gelar Indonesia Budaya).
Peresmian itu sedianya akan dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, tetapi karena mendadak, Presiden RI menugaskannya ke Selandia Baru, Kamis malam. Akhirnya peresmian itu dilakukan bersama antara Sekwilda Kota Malang, Wasto yang memberi sambutan dan Plt Bupati Malang, HM Sanusi yang memukul gong raksasa.
Selain Plt Bupati Malang dan Sekwilda Kota Malang, hadir pula sejumlah pejabat Forkopimda diantaranya Kadis Dikbud Kota, Dra Zubaidah, Kadis Diknas Kabupaten Malang, Dayat, Dandim 0833, Letkol (Inf) Tommy Anderson, Kapolsek Singosari, Kompol Untung dan sejumlah pejabat lainnya.
Hal menarik yang pertama adalah saat menyanyikan lagu Kebangsaan, Indonesia Raya 3 stanza. Lagu ini dirilis sejak 28 Oktober 2018. Kemendikbud menyatakan lagu Indonesia Raya 3 stanza ini adalah salah satu lambang negara yang menjadi simbol persatuan dan kebanggaan masyarakat Indonesia.
Lebih dari 300 Kepala Sekolah SD-SMP se Malang Raya bersama undangan lainnya yang hadir pada acara peresmian Museum Ganesya itu lancar saat menyanyikan pada stanza 1, yang memang sudah menjadi "konsumsi" rutin saat acara resmi atau kenegaraan.
Begitu menginjak pada stanza 2, mulailah diantara mereka saling memandang. Banyak yang belum bahkan tidak hafal. Tetapi proses itu tetap berjalan hingga stanza 3 selesai karena memang dibantu dengan lirik rekaman yang dikumandangkan.
"Wah belum hafal rek. Hahaha hayo harus segera menghafalkan ini ya biar tidak ditertawai muridnya," seloroh seorang Kepala Sekolah usai mengikuti proses peresmiannya.
Berikut lirik lagu Indonesia Raya 3 Stanza.
Stanza ke 1
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku Semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Reff :
Indonesia Raya
Merdeka, Merdeka
Tanahku, Negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Stanza ke 2
Indonesia, tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Disanalah aku berdiri
Untuk slama-lamanya
Indonesia, tanah pusaka
P’saka kita semuanya
Marilah kita mendoa
Indonesia bahagia
Suburlah tanahnya
Suburlah jiwanya
Bangsanya, Rakyatnya, Semuanya
Sadarlah hatinya
Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Reff :
Indonesia Raya
Merdeka, Merdeka
Tanahku, Negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Stanza ke 3
Indonesia, tanah yang suci
Tanah kita yang sakti
Di sanalah aku berdiri
M’njaga ibu sejati
Indonesia, tanah berseri
Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji
Indonesia abadi
S’lamatlah rakyatnya
S’lamatlah putranya
Pulaunya, Lautnya, Semuanya
Majulah negrinya
Majulah pandunya
Untuk Indonesia Raya
Reff :
Indonesia Raya
Merdeka, Merdeka
Tanahku, Negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Hal menarik kedua adalah saat dilakukan pemukulan gong raksasa seberat 1 ton itu sebagai tanda dibukanya secara resmi Museum Ganesya. Plt Bupati Malang, HM Sanusi harus dengan menggenggam dengan dua tangan alat tabung gong seberat 7 kg.
Dengan disaksikan para pejabat tersebut diatas, Sanusi dengan bersusah payah mengangkat alat tabung gong itu ke atas kemudian dipukulkan ke gong raksasa itu beberapa kali.
Gong raksasa yang dipesan secara khusus dan dikerjakan selama tiga bulan lebih itu sengaja dibuat bukan untuk sekedar sebagai hiasan atau lambang saja, namun benar-benar dibuat bisa ditabuh dan berbunyi. Karena dibuat dalam ukuran raksasa maka resonansi yang ditimbulkannya tidak sehalus gong layaknya. Namun cara memukul gong itu yang menjadi pusat perhatian.
Hal menarik ketiga adalah ditampilkannya keris raksasa setinggi 3,5 meter. Keris ini usianya sudah lebih dari 50 tahun. Meski tingginya sangat tidak lazim yakni 3,5, namun bisa diberdirikan diatas tangkainya. Alhasil ratusan pengunjung siang itu terkagum-kagum.
Sang pengawal keris menyatakan, berdirinya keris raksasa di atas tangkainya ini bukan karena magic, tetapi ilmiah. "Hal itu bisa dilakukan dengan kesabaran dan ketelitian tinggi," kata sang pengawalnya, Hendrik.
Alhasil keris tersebut siang itu menjadi pusat perhatian pengunjung undangan. Bahkan mereka saling bergantian berfoto disamping kiri dan kanan keris itu, sebab keris tersebut tak boleh tersentuh saat berdiri. Bilah keris itu juga sangat tajam dan berat keseluruhan 15 kg.
Hendrik mengaku keris ini dibuat sejak jaman kakeknya. Namun ia tidak mau disebut bahwa keris ini juga tidak mengandung unsur magis. "Itulah adalah antara kita sesama manusia yang saling mengerti," ujarnya. Membutuhkan delapan orang saat mengembalikan keris itu ke dalam sarungnya.
Itulah 3 hal menarik yang mewarnai acara Grand Opening Museum Ganesya milik Hawai Grup di kompleks perumahan Graha Kencana Utara V, Malang, Jawa Timur, Jumat (12/7/2019) siang disamping tenru kemeriahan acaranya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Malang |