Peristiwa Daerah

Direktur PCBM Kemendikbud Kagumi Museum Ganesya Milik Hawai Grup Ini Sebabnya...

Jumat, 12 Juli 2019 - 15:44 | 229.07k
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum (PCBM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Fitra Arda, M.Hum saat meninjau Museum Ganesya. (FOTO: widodo irianto/TIMES Indonesia)
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum (PCBM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Fitra Arda, M.Hum saat meninjau Museum Ganesya. (FOTO: widodo irianto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum (PCBM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Fitra Arda, M.Hum mengagumi keberadaan Museum Ganesya yang berada dibawah manajemen Hawai Grup yang grand opening, Jumat (12/7/2019) tadi siang.

Museum ini sedianya akan diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy. Tetapi karena mendadak, Presiden RI menugaskannya ke Selandia Baru, Kamis malam, akhirnya peresmian itu dilakukan bersama antara Sekwilda Kota Malang, Wasto yang memberi sambutan dan Plt Bupati Malang, HM Sanusi yang memukul gong raksasa.

Fitra-Arda-2.jpg

Selain mengagumi tempat dengan ruangan dan penataan koleksi serta tata pencahayaannya, Fitra juga mengakui koleksi-koleksi artefaknya sangat bagus. "Kami berharap nilai ini akan menjadi penguatan zonasi pendidikan. Sekarang bagaimana sekolah bisa datang kesini yang berkaitan dengan kebudayaan. Kami berterimakasih kepada Hawai Grup dan kawan-kawan hingga mewujudkan hal ini, " katanya.

Museum Ganesya adalah bagian dari wahana rekreasi manajemen Hawai Grup. Ada empat wahana di kawasan itu yakni Hawai Waterpark, Malang Night Paradise (MNP) , Malang Smart Arena (MSA) dan Museum Ganesya (Gelar Indonesia Budaya).

Dikatakan, dalam UU Pemajuan Kebudayaan, museum adalah salah satu ruang publik untuk pemajuan kebudayaan. "Disamping melestarikan kita juga bisa berbagi bahkan bisa menjadi pusat edukasi dan rekreasi di tempat ini. "Kami di Direktorat Cagar Budaya dan Permeseuman akan mendukung penuh apa yang akan dilakukan pihak Hawai Grup," tambahnya.

Menurut Fitra, kedepan tinggal Hawai Grup mengajukan pendaftarannya kepada pihaknya dan akan dilakukan proses standarisasi. "Akan kami golongkan thypologynya apa dan sebagainya," ujarnya.

Ia menyarankan agar dibuat data base koleksinya untuk lebih aman. "Lebih penting lagi adalah bagaimana museum ini bisa dimanfaatkan oleh orang banyak. Kami sekali lagi berterimakasih kepada Hawai Grup yang telah membuat ruang publik ini, dan ke depan tinggal bagaimana menyambungkan antara masyarakat dengan museum lewat event tertentu seperti bagaimana membersihkan keris agar generasi muda tertarik," ujarnya.

"Bahwa bagaimana para generasi milenial itu bisa memahami masa lalu itu adalah pekerjaan yang bisa menjadi pelajaran masa sekarang dan masa depan. Museum memiliki peran itu. Apalagi sekarang pendidikan karakter adalah utama," tambahnya.

Kemendikbud sendiri, lanjutnya, sedang menggiatkan pendidikan karakter, salah satunya melalui museum. "Saya juga sudah berkunjung ke Gubuk Wayang di Purwokerto, dan bagus juga dan Museum Ganesya ini ternyata juga bagian dari rangkaian itu," katanya.

Karenanya kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat ia berharap bisa bersama-sama menghidupkan kembali berkunjung ke museum dan bisa memetik pelajaran yang didapat dari sini.

Saat ini di Indonesia ada 436 museum baik milik pemerintah maupun swasta. Dari pihak swasta dikatakan cukup banyak mulai dari milik pribadi, yayasan dan perusahaan tetapi yang terdaftar baru sekitar 20%  saja.

Bagi Kemendikbud,  keberadaan museum itu adalah bagian dari pemajuan kebudayaan. Bahkan salah satu langkah strategis yang sudah dicanangkan Bapennas adalah keberadaan museum menjadi landasan pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah juga telah inten memberi perhatian terhadap museum, diantaranya pemberian BOP (Bantuan Opsrasional Permuseuman) meski baru untuk museum milik pemerintah berupa DAK. "Tahap kedua nanti kami upayakan pihak swasta juga dapat. Syaratnya ya itu tadi harus distandarisasi. Typhology A,  B,  C dan sebagainya baru kita beri bantuan, " ujarnya.

Fitra-Arda-3.jpg

Langkah lain yang diambil juga tekah mengundang museum swasta untuk mengikuti diklat dalam rangka peningkatan kemampuan SDMnya. Misalnya tentang kuratornya, marketingnya dan sebagainya.  "Sebab museum tanpa marketing juga tidak ada apa-apanya," tandasnya.

Museum sekarang sudah bukan lagi hanya sebagai tempat penyimpan artefak, jadi sudah menjadi ruang publik yang sudah bisa ruang komunikasi. "Jadi masyarakat sudah harus terlibat dalam pembinaan itu," tmbahnya.

Museum Ganesya dinilai ruangannya bagus dan tata telak artefak serta tata pencahayaannya baik sehingga diharapkan anak-anak muda akan semakin tertarik. "Semoga pengelolanya juga bisa melakukan pendekatan2 tehnologi yang bisa menarik bagi anak muda kaum milenial dan akan menambah kasanah Indonesia khususnya di Malang, " kata

Ketua Assosiasi Museum Indonesia Jawa Timur, Dwi Cahyono SE juga menyambut baik keberadaan Museum Ganesya ini dengan koleksi artefaknya yang sangat bagus.

Lima terakhir diakui sedang ada penggalakan pembuatan museum sebanyak-banyaknya. "Dalam arti bahwa museum itu bukan sekedar mendisplay , namun mengedukasi. Nah kehadiran Museum Ganesya telah menambah satu lagi media pendidikan untuk mengenal budaya kita sendiri, " tambah Dwi.

Ia juga menilai Museum Ganesya ini sangat baik untuk pendidikan khususnya di Kota Malang dan sekitarnya. Apalagi, kata dia, hampir semua koleksi pada masa Singosari hingga Majapahit ada. Karena itu diharapkan kedepan generasi muda bisa tahu tentang identitas bangsa ini dari fakta-fakta sejarah yang ada berupa artefak ini. "Jadi yang didapat tidak hanya ceritanya saja," tambahnya.

Dwi juga mengakui Museum Ganesya memiliki kelebihan, selain spot lightnya komplit, koleksinya luar biasa mulai Majapahit dari yang pecahan sampai utuh. "Bahkan di Trowulan saja tidak dipajang seperti dan sebanyak ini. Ini akan memperkaya pengetahuan masyarakat untuk mengetahui tentang sejarah budaya bangsa kita yang besar ini, " tandasnya.

Tak mengherankan Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum (PCBM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Drs. Fitra Arda, M.Hum-pun mengagumi keberadaan Museum Ganesya yang berada di bawah manajemen Hawai Grup yang grand opening, Jumat (12/7/2019) tadi siang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES