Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Langkah Berani LP Maarif Jatim

Rabu, 10 Juli 2019 - 16:48 | 102.05k
Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA). (Grafis: TIMES Indonesia)
Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA). (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGKEBERANIAN Pengurus LP Ma'arif PWNU Jawa Timur mengeluarkan instruksi kepada seluruh cabang LP Ma'arif se Jawa Timur untuk mengganti Organisasi Siswa Intra Kampus (OSIS) menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) patut diapresiasi. Sebagai lembaga pendidikan dibawah nauangan NU sudah sewajarnya hal itu dilakukan setelah sekian lama selama orde baru (ORBA) organisasi IPNU IPPNU ini hengkang dari sekolah. Setidaknya ada beberapa alasan saya secara pribadi setuju dan apresiasi dengan instruksi itu.

Pertama, mengembalikan IPNU IPPNU sebagai organisasi resmi yang dilembaga maarif sebagai bentuk penegasan identitas. Indonesia dalam dekade terakhir ini menjamur paham-paham radikalisme yang masuk ke sekolah-sekolah perlu diantisasi di lembaga pendidikan NU. Paham radikalisme itu masuk secara masif terstruktur dan sistematis melalui OSIS melalui kegiatan rohis-rohis.

Ketidakmampuan sekolah menolak gerakan itu harus diantisipasi minimal dengan penegasan identitas. Artinya adalah IPNU IPPNU pasti diharapkan menjadi wadah membumikan ajaran Ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah mulai dari pendidikan dasar. Jika ribuan lembaga maarif melakukan hal demikian setidaknya sudah mampu menangkal dan mengerem laju radikalisme menjamur di sekolah.

Kedua, kehadiran IPNU IPPNU adalah wujud kaderisasi yang dilakukan oleh NU. Selama ini banyak pengurus NU datang tidak melalui kaderisasi yang jelas. Karena alasan kedekatan dan karena kebetulan menjadi tokoh nasional maka dimasukkan dalam struktur kepengurusan. Dampaknya adalah ketidakpahaman pengurus tersebut untuk membesarkan organisasi NU ini.

NU sebagai organisasi kemasyarakatan berbasis keagamaan tidak sekedar sebagai organisasi semata yang menjalankan roda organisasi. Tetapi ada nilai dakwa dalam menjaga ideologi paham keagamaan yang merawat ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW. Sehingga organisasi ini tidak bisa hanya diurus oleh orang yang tiba-ba saja muncul dan menjabat pada posisi tertentu.

Sanad perjuangan dan jejak rekam organisasi harus dijalani oleh mereka yang ingin mengabdikan dirinya di NU. Mengurus NU tidak sekedar gagah-gagahan tetapi ada nilai pengabdian untuk berkhidmah kepada ulama sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW.

Ingat wasiat Hadratus Syeih KH. Hasyim Asyari “siapa yang mengurus NU maka dia saya anggap santriku, dan siapa yang jadi santriku maka saya doakan dia khusnul khatimah beserta keluarganya.” Inilah kemudian saya melihat kehadiran IPNU IPPNU sebagai salah satu wujud pengkaderan dan penentuan sanad perjuangan yang dilakukan sejak dini. Harapannya IPNU IPPNU dan organisasi lain di bawah NU menjadi media pengkaderan sehingga NU tetap mampu berkhidmah untuk ummat.

Ketiga, IPNU IPPNU menjadi media penyaluran program-program ke NU an. Selama ini amaliah ke NU an banyak dilakukan di pesantren-pesantren dan jarang menyentuh secara masif di lembaga pendidikan seperti sekolah atau madrasah. OSIS belum bisa menjadi distingsi kegiatan kesiswaan antara NU dan non-NU karena OSIS menjadi organisasi yang ada di setiap sekolah. Dengan mengganti nama menjadi IPNU IPPNU maka jelas bahwa organisasi ini menjadi kekuatan tersendiri di sekolah/madrasah yang dapat diinjeksi tidak hanya dari sekolah tetapi juga dari eksternal sekolah.

Sebagai organisasi yang mempunya sturktur organisasi sampai level nasional IPNU IPPNU akan menjadi kekuatan besar membangun jejaring antar sekolah. Siswa tidak akan dibatasi hanya di sekolahan saja, tetpi mereka dituntut untuk berkomunikasi antar komisariat sehingga mampu menjadi kekuatan besar dengan jariangan yang kokoh. Hal ini sesuai dengan tuntutan abad 21 dimana saat ini kita berada di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.

Tiga alasan diatas saya secara pribadi baik sebagai warga NU yang sedang berlajar ber NU dan sebagai warga negera Indonesia mendukung penuh Insrtuksi Perubahan Nama OSIS menjadi IPNU IPPNU yang dikeluarkan oleh PWNU LP Maarif NU Jawa Timur nomor PW/208/A-6/VII/2019 tertanggal 8 Juli 2019/ 5 Dzulqo’dah 1440 H yang ditandatanganin oleh Ketua Bapak Noor Shodiq Askandar dan Sekretaris Bapak Sunan Fanani. Semoga ini menjadi tonggak perubahan untuk menggiatkan pengkaderan di NU dan secara umum memajukan lembaga pendidikan NU ini. Wallahuaklam bissowab. (*)

 

*) Penulis: Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES