Gaya Hidup

Menyusuri Sejarah Kopi di Ethiopia, Menikmati Seduhan Kopi Nusantara

Selasa, 09 Juli 2019 - 18:13 | 302.38k
Teknik menyeduh kopi dengan alat Syphon Coffee Maker oleh barista Excelso untuk menghasilkan kenikmatan berbagai varian kopi Single Origin asli Nusantara, Selasa (9/7/2019). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Teknik menyeduh kopi dengan alat Syphon Coffee Maker oleh barista Excelso untuk menghasilkan kenikmatan berbagai varian kopi Single Origin asli Nusantara, Selasa (9/7/2019). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAKopi memiliki sejarah panjang. Mulai dari kisah Kaldi di Ethiopia hingga kesuburan tanah Nusantara sebagai salah satu lumbung kopi terbaik dunia.

Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari ekstraksi biji tanaman kopi. Sejarah kopi berasal dari kata Qahwah (Arab) yang berarti kekuatan. 

Bangsa Arab merupakan konsumen kopi pertama kali sejak tahun 525 Masehi. Mereka juga menyebut kopi sebagai Anggur Arab. 

Lalu lintas perdagangan membawa biji kopi ke berbagai belahan dunia, yakni Ethiopia dan dikenal sebagai Kahveh, Eropa (Koffee), dan Indonesia (Kopi).

Dalam sebuah dongeng Ethiopia berjudul ‘Kaldi and The Dancing Goats The Legend of Ethiopian Coffee’, menceritakan asal mula perkembangan konsumsi kopi sebagai minuman penambah stamina di Yaman.

Kaldi merupakan seorang gembala Abyssinian (Ethiopia) tahun 850 Masehi. Suatu ketika ia mengamati kambing-kambingnya begitu aktif berjingkrak-jingkrak dan bermain. Kaldi tahu bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi.

Teknik-menyeduh-kopi3.jpg

Hingga akhirnya Kaldi menyelidiki ke dalam hutan apa yang dimakan kambingnya tersebut. Ketika Kaldi menyelidiki, dia melihat bahwa kambing sedang memakan buah merah dan daun mengkilap dari pohon asing. 

Kaldi memutuskan untuk mencoba beberapa dan terasa pahit, namun ia merasa lebih bahagia dan bertenaga. Beberapa waktu kemudian, seorang rahib lewat, mengamati Kaldi dan kambing-kambing itu. 

Ketika Kaldi memberitahunya tentang buah kopi, rahib sufi itu mengira sebagai jawaban atas doanya. Tampaknya, sang rahib terbiasa tertidur di tengah doa. Namun ketika dia memakan buah kopi, dia tetap terjaga.

Rahib yang tidak disebutkan namanya muncul dengan gagasan mengeringkan dan merebus buah kopi untuk membuat minuman. Rekan-rekannya menyukai minuman baru ini karena mendorong mereka untuk berdoa dan rasanya juga enak. Hingga saat ini rantai kopi terbesar di Ethiopia disebut Kaldi.

Dalam sejarah belahan dunia lain, pada 1615 kopi secara resmi masuk ke Eropa. Kopi tidak tumbuh subur di sana. Bangsa-bangsa Eropa lantas menggunakan daerah jajahannya untuk membudidayakan tanaman kopi. 

Era kolonialisi Bangsa Eropa melalui penjajahan Belanda membawa persebaran kopi ke berbagai belahan dunia seperti Srilanka, Jawa, Haiti, Jamaika, dan Brazil yang dikenal sebagai wilayah tropis Sabuk Kopi (Bean Belt Coffee). 

“Kopi hanya bisa tumbuh di daerah tropis oleh karena itu dikenal Bean Belt Coffee (Sabuk Kopi) di Srilanka, Jawa, Haiti, Jamaika, dan Brazil sebagai penghasil kopi nomor satu di dunia,” terang Iffung, Trainer Excelso Surabaya, Selasa (9/7/2019).

Teknik-menyeduh-kopi4.jpg

Sedangkan Indonesia merupakan produsen kopi nomor 4 di dunia namun masih kalah dengan Vietnam yang kini menduduki Negara nomor 2 penghasil kopi dunia.

“Kopi Indonesia sangat dikenal di seluruh dunia, single origin kita berada di urutan ke 6, 7 dan 8,” sambung pria yang mulanya mengawali karir sebagai waiter pada 2002 tersebut.

Single origin adalah asal mula atau tempat kopi pertama itu berasal, mengacu pada satu tempat wilayah spesifik yang tidak bisa direkayasa. 

Seperti varian Kopi Sumatera Mandheling misalnya, menjadi salah satu kopi terbaik di Indonesia. Varian kopi ini sudah dikenal dunia sejak tahun 1878. Nama Mandailing atau Mandheling sendiri diambil dari nama salah satu suku yang ada di Sumatera Utara.

Kopi Mandheling dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian sekitar 1200 (jenis Arabika). Ciri khas kopi adalah memiliki aroma yang baik, light acidity, medium body, rasa sedikit spicy (rempah).

The next, Kopi Kalosi Toraja juga merupakan salah satu kopi terbaik di Indonesia dan masuk jenis Arabika karena tumbuh di ketinggian 1500-1700 meter di atas permukaan laut. Nama Kalosi diambil dari pasar induk perdagangan kopi di wilayah Toraja dan Ennekang. Kopi Kalosi Toraja tumbuh di Rante Karua, Tana Toraja. Memiliki aroma yang sempurna, medium body, dan medium acidity. 

Kemudian varian lain adalah Kopi Luwak Tana Toraja, ditemukan pada jaman Belanda. Hewan luwak merupakan hama yang berasal dari perkebunan kopi Sulotco. Luwak di Toraja dipelihara dengan penuh kasih sayang. Mempunyai ciri khas aroma, cita rasa dan tingkat keseimbangan acidity yang baik. 

Asal mula kopi luwak dimulai saat jaman perbudakan Belanda di Tanah Air. Pribumi tidak bisa menikmati kopi yang baik karena langsung diekspor Belanda. Mereka lantas menemukan kopi yang menggumpal, lalu mereka bersihkan untuk dibuat kopi dan ternyata rasanya enak. 

Teknik-menyeduh-kopi5.jpg

Kopi tersebut merupakan feses (kotoran) luwak yang telah memakan biji kopi berkualitas dari perkebunan. Karena proses dan cita rasa, harga kopi luwak cenderung lebih mahal dibanding jenis lain. 

Jika dipelajari, treatment kopi memang cukup ribet. Mulai memetik buah kopi, ketelitian pengolahan hasil panen dalam dua proses, yakni Dried Proccess (untuk mendapat green bean) dan Wet Proccess (perendaman untuk mendapat keasaman yang bagus), penggorengan kopi atau roasting untuk menentukan cita rasa mulai dari light (asam), medium, dan dark (pahit), hingga hasil akhir berupa bubuk kopi dan menjadi minuman.

Namun, untuk menikmati ketiga varian single origin asli Nusantara tersebut kini lebih praktis dan mudah. Banyak gerai menyediakan kopi terbaik Tanah Air. Salah satunya adalah Excelso di bawah naungan Kapal Api Global.

Excelso menyajikan aneka single origin dalam kemasan one way valve untuk menikmati aroma kopi terlebih dahulu sebelum Anda membeli. 

Iffung juga membagikan beberapa tips menikmati kopi tanpa kehilangan cita rasa. Salah satunya jangan mencampur kopi dengan apapun saat pertama diseduh agar bisa merasakan profile asli kopi tersebut dalam berbagai teknik seduhan. 

Baik itu menggunakan Authomatic Machine, French Press, atau Syphon Coffee Maker, terlebih setiap alat memiliki karakter tersendiri untuk mendapatkan taste kopi yang Anda inginkan.

“Agar mengetahui apakah kopi itu cacat cita rasa atau tidak. Kedua, jangan mengaduk kopi sesaat setelah diseduh, pisahkan crema atau lapisan atas kopi secara perlahan menggunakan sendok guna mempertahankan aroma dan rasa kopi yang asli,” tandasnya.

Crema adalah cairan berwarna terang kuning kecoklatan yang keluar selama ekstraksi. Crema juga disebut sebagai kanvas bagi latte art. Crema yang bagus memilki ketebalan 1/2 cm karena menjadi ciri kopi fresh from the oven atau baru saja digoreng. 

“Seduhan awal menimbulkan aroma, yaitu bau khas yang dikeluarkan pada waktu pengadukan lapisan bubuk kopi sesaat setelah penyeduhan. Fungsi break pada crema untuk mempertahankan aroma dan rasa kopi,” jelas Iffung.

Hal lain yang mempengaruhi standar cita rasa kopi adalah body, berupa sifat kekentalan (mouthfeel), biasanya dinilai dengan cara menggosokkan lidah dengan langit-langit mulut sehingga ada kesan kekentalan dari cairan. Jika sudah paham tekniknya, kopi siap dinikmati sebagai salah satu mood booster. Namun bukan berarti Anda bebas kantuk. Karena ada satu trik menarik untuk benar-benar menikmati manfaat kopi.

“Stimulus untuk tahan dari rasa kantuk adalah tidur 15 menit dahulu kemudian baru minum kopi,” pesan Iffung seraya menambahkan beberapa kontribusi kopi bagi kesehatan dan kecantikan. 

Bermacam manfaat tersebut memang sebanding dengan perjalanan panjang kopi sebagai salah satu primadona komoditas ekspor paling diperhitungkan di dunia. Bermula dari Arab, kejelian Kaldi dalam sejarah perkembangan kopi di Ethiopia hingga kisah pengorbanan besar untuk bisa menikmati seduhan kopi nikmat di Nusantara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES