Politik

Pengamat: Jatah Menteri NU dan PKB Harusnya Dipisah

Selasa, 09 Juli 2019 - 09:42 | 52.66k
Ilustrasi. (Istimewa)
Ilustrasi. (Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penggabungan jatah menteri antara PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan ormas Nahdlatul Ulama (NU) mulai ramai diperbincangkan. Pengamat politik Hasanuddin Ali menilai sebaiknya menteri PKB dan NU harusnya dipisahkan. 

"Meski NU dan PKB beririsan, tapi tidak semua anggota dan simpatisan NU memilih PKB," ujar Hasan kepada TIMES Indonesia di Jakarta, Selasa (9/7/2019). 

Selain itu, Hasan yang juga merupakan CEO dan Founder Alvara Research ini menilai PKB sebagai partai politik dan NU sebagai ormas keagamaan, memiliki peran yang berbeda. "PKB lebih kepada politik praktis, Sementara NU lebih kepada sosial keagamaan," tandasnya. 

Dalam hal proses pemenangan Jokowi di Pilpres kemarin, menurut Hasan PKB dan NU juga memiliki perannya masing-masing. 

"Peran NU dalam pemenangan Jokowi lebih kepada menangkal iso soal populisme agama yang berhembus sangat kencang saat pilpres, sementara PKB sebagaimana partai-partai lain lebih fokus pada pemenangan caleg-caleg nya di pemilu legislatif," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES