Peristiwa Daerah

Perkuat Islam Moderat, Kerajaan Saudi Arabia Ingin Gandeng Nahdlatul Ulama

Rabu, 03 Juli 2019 - 08:55 | 1.20m
Dubes KSA untuk Indonesia bersama pengurus PBNU berpose bersama berlatar pendiri NU. (FOTO: TIMES Indonesia network)
Dubes KSA untuk Indonesia bersama pengurus PBNU berpose bersama berlatar pendiri NU. (FOTO: TIMES Indonesia network)

TIMESINDONESIA, JAKARTA –  Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia melalui Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam A. Abid Althagafi menjajaki kerjasama dengan Nahdlatul Ulama via PBNU untuk mengembangkan Islam moderat. 

Hal itu terungkap dalam kunjungan dubes KSA ke Gedung PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Pusat, Selasa (2/7/2019) sore. Rombongan diterima Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj dan beberapa pengurus syuriyah dan tanfidziyah. 

Di antaranya KH Nurul Yaqin Ishaq, Bendahara H Bina Suhendra, Sekretaris Jenderal Helmy Faishal Zaini, Ketua H. Robikin Emhas, H Eman Suryaman, H Umarsyah, dan Wakil Sekjen Ishfah Abidal Aziz. 

Di antara obrolan mereka adalah tentang fenomena kekerasan atas nama agama Islam, terutama yang dilakukan ISIS, serta paham yang membid'ahkan kebiasaan umat Islam yang baik dan telah tumbuh berkembang di Indonesia. Seperti peringatan Maulid Nabi, Isra Mi’raj dan lain-lain. 

Dubes-KSA2.jpg

Selain itu kedua belah pihak juga menjajaki kerja sama dalam berbagai bidang. Di antaranya dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.  

Kiai Said dan dubes bercakap dengan bahasa Arab. Kiai Said sangat fasih dalam bahasa tersebut karena pernah tinggal di Arab Saudi selama 13 tahun saat menuntut ilmu sampai mendapat gelar doktor. 

“Hari ini, PBNU kedatangan tamu mulia. Beliau adalah diplomat ulung, diplomat senior yang langsung mendapat amanah dari Raja Salman bin Abdul Aziz agar memperkuat, meningkatkan hubungan Indonesia-Saudi terkait kerja sama haji dan umrah, hubungan dagang, budaya, sosial. Mudah-mudahan Indonesia mendapat berkah dan kami sangat bangga gembira karena dubes Arab Saudi yang baru ini yang sangat terbuka, intelek, dan berpandangan sama dengan NU. Yakni sama-sama berpandangan Islam washatiyah (moderat), itu akan jadi titik keberangkatan kita,” papar Kiai Said kepada awak media selepas pertemuan tersebut.  

Menurut Kiai Said, hari ini nama Islam rusak karena munculnya sekelompok Islam yang radikal, ekstremis, dan teroris. Oleh karena itu, Arab Saudi dan Indonesia, khususnya NU, akan bergandengan tangan memperbaiki Islam yang penuh rahmat, ramah, damai, cinta, penuh kasih sayang, kemanusiaan. 

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah, Ciganjur, ini menambahkan, orang yang mengaku agama Islam, dan melakukan kekerasan atas nama agamanya adalah bertentangan dengan Al-Qur'an. 

“Tidak boleh ada dakwah Islam dengan cara kekerasan, tapi harus dengan cara ramah dan damai,” pungkasnya. 

Setelah bertukar cenderamata Dubes Kerajaan Saudi Arabia dan beberapa pengurus PBNU berfoto bersama di depan lukisan pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari di beranda ruangan Kiai Said. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES