Ekonomi

UGM Minta Pemerintah Lakukan Penyelamatan Usaha Peternakan Ayam

Kamis, 27 Juni 2019 - 13:42 | 52.60k
 Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Aksi protes yang diserukan peternak ayam boiler dengan membagikan ayam secara gratis kepada masyarakat, Rabu (26/6/2019) mendapat respon UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta. UGM meminta kepada pemerintah segera melakukan upaya penyelamatan peternak dan pelaku industri peternakan ayam broiler. 

Kami ikut merasakan apa yang dialami para peternak ayam, kata Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, Kamis (27/6/2019).

Menurut Agus, dalam sejarah peternakan baru kali ini peternak ayam broiler modern mengalami kegelisahan. Harga ayam broiler hidup (live bird) jatuh hingga ketitik terendah yaitu Rp 7 ribu hingga Rp 9.000 per kilogram. Sementara harga pokok produksi setiap kilogram sekitar antara Rp 16 ribu hingga Rp 18.000 per kilogram. 

Akibatnya, peternak mengalami kerugian besar kurang lebih sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Karena itu, para peternak ini terancam bangkrut dan gulung tikar khususnya di pulau Jawa. 

Ironisnya harga daging ayam tingkat konsumen masih sekitar Rp 18 ribu per kilogram. Dan untuk harga karkas masih berkisar antara Rp 26 ribu hingga Rp 32 ribu per kilogram. 
Rendahnya harga ayam broiler, lanjut Agus, tidak dinikmati oleh konsumen. Sebab, harga relatif masih wajar yang paling rugi adalah peternak (mandiri). 

Terpuruknya harga ayam broiler tidak boleh berlangsung lebih lama lagi dan perlu segera upaya penyelamatan. Untuk menghindari dampak buruk lanjutan seperti pengangguran, langkanya daging ayam broiler karena peternak meninggalkan lapangan usahanya. Hingga dampak negatif sosial ekonomi di tengah-tengah masyrakat.

Ia menambahkan, sebagai langkah kongkrit dan urgen perlunya pengendalian dan menjaga keseimbangan supplay-demand daging ayam broiler dengan mengurangi stock produlsi bibit (DOC) secara transparan, terukur dan bisa dipertanggungjawabkan. Kalkulasi akurat dan up to date kebutuhan dan supplay daging ayam broiler harus dilakukan secara cermat dan sungguh-sungguh

“Pemerintah segera menetapkan harga acuan atas dan harga acuan bawah baik untuk DOC, Pakan, live bird maupun karkas sehingga setiap pelaku usaha baik yang hulu maupun yang hilir memiliki ruang yang fair dan adil dalam memperoleh keuntungan dari usahanya. Harga acuan tersebut secara reguler dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan keadaan," ungkap Agus

Agus menjelaskan, perlu menjaga dan bahkan meningkatkan proporsi usaha di sektor budidaya sehingga memungkinkan pelaku usaha peternakan ayam broiler di sektor budiaya ini mampu bertahan hidup dan memperoleh kesejahteraan yang memadai.

Karena itu, Agus meminta pemerintah perlu membantu memfasilitasi peternak atau pelaku usaha peternakan. Misalnya, memiliki usaha pemotongan (RPA/RPU) dan gudang penyimpanan (cold storage). Selain itu, peternak memiliki insfraktur perkandangan yang lebih memadai dan comfortable bagi ayam.

“Dalam jangka menengah dan panjang restrukturisasi industri perunggasan yang efisien, berkeadilan. Kemudian, kebijakan pemerintah memberikan ruang bagi pemerataan akses berusaha perlu segera dipikirkan secara komprehensif. Demi menjamin kepastian usaha dan kesejahteraan pelaku usaha peternakan ayam," kata Dekan Fakultas Peternakan UGM ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES