Pendidikan

Seniman Gitar I Wayan Tuges Jadi Pembicara Seminar Mahasiswa

Kamis, 27 Juni 2019 - 11:57 | 136.65k
Seniman gitar kelas dunia, I Wayan Tuges menjadi pembicara pada seminar mahasiswa yang diselenggarakan Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Bali.. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Seniman gitar kelas dunia, I Wayan Tuges menjadi pembicara pada seminar mahasiswa yang diselenggarakan Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Bali.. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Seniman gitar I Wayan Tuges untuk pertama kalinya didaulat menjadi pembicara pada seminar mahasiswa yang diselenggarakan Program Studi Manajemen Bisnis Pariwisata, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Bali. Seniman asal Desa Guwang, Sukawati, Gianyar, Bali ini menjadi pembicara tunggal dalam seminar bertema “Tourism Cultural Seminar: From Soul to Arts”. 

Sebagai luthier berkelas internasional, gitar ukir karya Tuges digarap dengan sentuhan jiwa (soul), sehingga menghasilkan tampilan yang artistik berpadu satu dengan suara yang berkualitas. 

Dengan kata lain, diakui Tuges bahwa hasil karyanya bukan semata barang seni ukir pajangan, dan bukan pula alat musik petik yang menghasilkan suara berkualitas. 

wayan-tuges-2.jpg

Keduanya, seni ukir dan seni musik, mampu dipadukan oleh Tuges menjadi satu kesatuan, sehingga menjadi karya seni yang unik, tiada duanya. 

“Pak Wayan Tuges memang orang unik,” demikian kesan yang disampaikan para peserta seminar yang berlangsung pada Selasa (25/6/2019) lalu.

Unik, karena dia bukan pemain gitar, namun bisa menghasilkan karya gitar yang diakui pemusik, khususnya pemain gitar tingkat dunia. Gitar buatannya diberi label (merek) Blueberry.

Seminar dihadiri 90 orang mahasiswa, yang berasal dari mahasiswa Politeknik Negeri Bali dari berbagai jurusan dan mahasiswa maupun siswa SMA/SMK dari beberapa perguruan tinggi/sekolah di Bali. 

Kendati mengaku baru pertama kali berbicara di lembaga pendidikan tinggi, Tuges mampu memukau peserta seminar karena tidak hanya tampil sebagai pembicara yang pada umumnya berteori, tetapi juga memberikan workshop singkat proses pembuatan gitar ukir. 

Wayan Tuges dan tim mendemokan proses pembuatan gitar ukir dari awal sampai akhir di depan peserta simanar-workshop. Pada akhir sesi, peserta diberikan kesempatan untuk mencoba beberapa gitar, baik gitar akustik maupun listrik, hasil karyanya. 

Gitar hasil karya Wayan Tuges memang berkualitas, terbukti dengan diberikannya tepukan tangan yang tidak henti-hentinya oleh peserta ketika dimainkan. Pemain gitar yang tampil juga merasa senang dan bangga karena berkesempatan mencoba gitar yang bernilai puluhan juta, terlebih lagi buah tangan orang Bali. 

Mewakili penyelenggara dan lembaga Politeknik Negeri Bali, khususnya Jurusan Pariwisata, Ketut Sutama mengapresiasi kerendahan hati Wayan Tuges yang mau berbagi pengalaman dengan anak muda, serta mengundang mahasiswa untuk datang ke tempat kerjanya di Guwang, Sukawati. 

Kerendahan hati seorang Wayan Tuges juga tergambar dari penolakannya disebut maestro pembuat gitar. Dia lebih suka dijuluki orang atau seniman Bali yang berani tampil beda. 

Motto hidup seorang I Wayan Tuges yang dikenang oleh para peserta seminar mahasiswa - workshop sampai akhir kegiatan adalah “It is hard to be the first or the best, but be the unique one” (sulit menjadi orang nomor satu atau terbaik, tetapi jadilah orang unik). Dengan kata lain, if you want to be famous, be the unique one (Kalau kamu mau terkenal, jadilah orang unik). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES