Kopi TIMES

Membangun Kualitas Perguruan Tinggi

Rabu, 26 Juni 2019 - 11:05 | 36.38k
Rochmat Wahab, Yogyakarta
Rochmat Wahab, Yogyakarta

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Kuantitas perguruan tinggi memang penting, tetapi kualitasnya jauh lebih penting. Semangat mendirikan perguruan tinggi terus bermunculan padahal belum tentu bisa menjamin kualitasnya.

Kualitas perguruan tinggi seharusnya mampu memberikan jaminan baik kualitas lulusan, hasil riset maupun produk-produk lainnya. Karena itu untuk menunjukkan akuntabilitas publik, diharapkan sekali mampu membangun   perguruan tinggi yang berkualitas. 

Kita dapat cermati bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4586 pada tahun 2018, yang terdiri atas PTS, PTA, PT Kedinasan dan PTN. Pada tahun 2018, di antara PT yang sudah terakreditasi A sebanyak 74 dan yang terakreditasi A dan B baru sebanyak 316, sekitar 6,9%.-nya. Dengan begitu secara umum kualitas perguruan tinggi Indonesia masih belum membanggakan, kendatipun ada beberapa PT Indonesia yang sudah membanggakan, baik pada level Asia Tenggara, maupun Asia. 

Menurut Brent D. Ruben (1995) dalam bukunya Quality in Higher Education menyatakan bahwa dimensi kualitas perguruan tinggi, di antaranya yaitu (1) Kualitas Akademik (academic quality), mencakup pengajaran, riset, dan layanan masyarakat, (2) Kualitas Administratif (administrative quality) mencakup proses, sistem, prosedur, dan alur informarsi, (3) Kualitas Hubungan (Relationship quality), mencakup hubungan dengan publik/konsumen serta saling berhubungan di antaranya, sensitivitas dan keterampilan interpersonal, kooperasi dan kolaborasi, dan orientasi layanan.

Untuk membangun kualitas perguruan tinggi sebagai satu entitàs sangatlah dibutuhkan fokus terhadap ketiga kualitas tersebut secara holistik dan seimbang. Dewasa ini kualitas akademik mendapat perhatian khusus terutama riset dan publikasinya, walaupun demikian aspek non akademiknya (supporting system) tidak boleh diabaikan. 

Dewasa ini untuk melihat kualitas perguruan tinggi kita harus fokus pada akreditasi program studi dan institusi. Akreditasi juga bisa berbasis nasional dan internasional dengan banchmark sesuai dengan core business-nya.

Di samping itu terkait dengan pengakuan standar internasional, dapat dilakukan terhadap kinerja manajemen dan laboratorium dengan ISO yang mutakhir. Selanjutnya reputasi akademik terkait dosen, bisa kualifikasi, kompetensi dan produktivitas riset dan inovasi serta publikasi bertaraf nasional dan internasional serta pemerolehan HaKI dan paten.

Demikian pula prestasi dan karya inovatif mahasiswa baik tingkat nasional maupun internasional sangatlah penting diupayakan terus untuk wujudkan intelektual muda yang mampu memperkokoh perguruan tinggi bereputasi. 

Tantangan utama untuk membangun kualitas perguruan tinggi setidak-tidaknya adalah kesediaan pendanaan untuk kualitas, evaluasi terhadap pembelajaran, dan kepemimpinan akademik (Paul Ramsden, 1995).

Sejalan dengan itu Ruhana Mahbub (2017) juga menegaskan bahwa ”As good quality assurance practices require a strong internal quality assurance system and focussed, periodic audits, it requires balancing the policy roles and responsibilities of not only the higher  education  providers,  but  also  the government,  quality  assurance  agency  and  professional bodies”. Untuk menghadapi dan mendukung kemajuan ilmu pengetahusn dan teknologi, tantangan perguruan tinggi, di antaranya dukungan pendanaan untuk kualitas, jaminan kualitas pendidikan, dan akuntabilitas kepemimpinan akademik. 

Akhirnya dalam rangka menjaga eksistensi perguruan tinggi sebagai agen perubahan dan menara air yang mampu memberikan manfaat untuk solusi persoalan bangsa dan kemanusiaan, maka jaminan kualitas perguruan tinggi harus terus diupayakan. Upaya-upaya itu terutama difokusksn untuk penyediaan dana untuk mutu, baik sarpras maupun kegiatan, asesmen internal dan eksternal secara periodik, dan kepemimpinan akademik lebih ditonjolkan daripada kepemimpinan birokratik. (*)

*)Penulis Rochmat Wahab

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES