Indonesia Positif Ketahanan Informasi Pendidikan

Tiga Srikandi FST Unair Inovasikan Material Rekonstruksi Mandibula dengan Teknologi 3D Printing

Selasa, 25 Juni 2019 - 14:58 | 76.16k
TIM PKM-PE “Karakterisasi In-vitro Scaffold PLA 3D-Printing dengan Coating Hidroksiapati-Kitosan untuk Rekonstruksi Mandibula” saat melakukan eksperimen di laboratorium. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
TIM PKM-PE “Karakterisasi In-vitro Scaffold PLA 3D-Printing dengan Coating Hidroksiapati-Kitosan untuk Rekonstruksi Mandibula” saat melakukan eksperimen di laboratorium. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Pendidikan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tiga mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Unair Surabaya berinovasi dalam pembuatan scaffold PLA untuk rekonstruksi mandibula yang memanfaatkan teknologi 3D Printing.

Mereka adalah Anis Fitria Wulandari (Teknik Biomedis, 2015), Siti Zulaihah (Fisika, 2015) dan Ika Rachmadanti (Fisika, 2016). Inovasi tersebut berhasil didanai oleh Kemenristekdikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) tahun 2018 dengan judul “Karakterisasi In-vitro Scaffold PLA 3D-Printing dengan Coating Hidroksiapati-Kitosan untuk Rekonstruksi Mandibula” dibawah bimbingan Dr. Ir. Aminatun, M.Si.

Anis, ketua tim menjelaskan mandibula merupakan salah satu bagian wajah yang sama seperti organ tubuh lainnya. Dapat mengalami kelainan yang disebabkan oleh tumor, baik itu jinak maupun ganas. Selama ini, reseksi yang dilakukan untuk mengambil bagian yang terinfeksi dapat menyebabkan diskontuinitas tulang mandibula, sehingga harus direkonstruksi.

Berdasarkan permasalahan tersebut inovasi tersebut ditelurkan.

Lebih lanjut Anis menyampaikan bahwa penggunaan teknologi 3D printing di era modern ini sangat bermanfaat dalam dunia medis. Pasalnya, hal itu dapat menghasilkan material implan sesuai kerusakan tulang dengan mudah dan terkontrol.

Salah satu material yang sering digunakan dalam pencetakan tiga dimensi, jelas Anis, seperti Polylactic Acid (PLA) yang memiliki sifat biodegradable dan biokompatibel akan tetapi bersifat non bioaktif (tidak dapat berinteraksi dengan sel tubuh) dan hidrofobik (tidak mampu menyerap cairan tubuh).

“Oleh karena itu, tim kami mencoba melapisi PLA dengan material yang bersifat bioaktif dan hidrofilik yaitu paduan hidroksiapatit-kitosan,” ujar Anis.

Anis mahasiswa Unair Surabaya itu juga menjelaskan, untuk membuktikan material tersebut bersifat bioaktif maka dilakukan uji viabilitas, uji perlekatan sel, tingkat proliferasi dan diferensiasi sel secara in-vitro, sedangkan untuk mengetahui tingkat hidrofobisitas dilakukan uji swelling. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES