Indonesia Positif

Mahasiswa Farmasi Unair Ciptakan Skincare dari Kulit Jengkol

Selasa, 25 Juni 2019 - 14:27 | 98.15k
Tim PKM Fakultas Farmasi UNAIR yang beranggotakan Mazhar Ardhina Silmi, Kholidatul fauziyah, Diah Ayu Laraswati, Nursanti Arya Pratiwi, dan Rizki Amalia Arifiani menciptakan skincare dari kulit jengkol. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Tim PKM Fakultas Farmasi UNAIR yang beranggotakan Mazhar Ardhina Silmi, Kholidatul fauziyah, Diah Ayu Laraswati, Nursanti Arya Pratiwi, dan Rizki Amalia Arifiani menciptakan skincare dari kulit jengkol. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Mahasiswa pada dasarnya tak asing dengan Program Kreativitas Mahasiswa atau yang biasa disebut dengan PKM. PKM sendiri bertujuan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreatifitas dan inovasi berlandaskan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Mahasiswa Farmasi Unair sukses menciptakan Skincare dari kulit jengkol

Seperti pada tim PKM Fakultas Farmasi Unair yang beranggotakan Mazhar Ardhina Silmi, Kholidatul Fauziyah, Diah Ayu Laraswati, Nursanti Arya Pratiwi, dan Rizki Amalia Arifiani yang semuanya program jurusan Pendidikan Apoteker memilih untuk membuat PKM di bidang kewirausaahan (PKM-K) dengan judul "DJENGKOLIC"Facial Wash & Scrub Antiaging dan Brightening dari Kulit Jengkol.

Mengenai hal itu, Mazhar mengatakan bahwa timnya memilih membuat sebuah produk kecantikan atau skincare alami dengan memanfaatkan limbah kulit jengkol. Pasalnya, jengkol merupakan tumbuhan yang biasanya hidup di daerah Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

"Bijinya sering dimanfaatkan untuk bahan pangan. Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal jengkol sebagai komoditas yang dikonsumsi," ungkapnya.

Di bidang kecantikan sendiri, jelasnya, pemanfaatan jengkol sebagai bahan kosmetik masih sangat minim dan kurang populer dibandingkan dengan bahan alami lainnya. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa kulit jengkol mengandung berbagai senyawa kimia diantaranya flavonoid, saponin, dan tanin.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan, saponin berfungsi mencegah penuaan dini, mengecilkan pori-pori wajah dan menghaluskan kuliat. Sedangkan tanin berfungsi sebagai antioksidan dan antibakteri serta vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan sekaligus mencerahkan kulit.

"Maka dari itu tim ini pun mencoba membuat produk kecantikan alami yaitu ‘Djengkolic’ dengan memanfaatkan penelitian kulit jengkol yang dijadikan sebagai facial wash dan facial scrub sebagai pencerah kulit dan antiaging," jelasnya.

Produk ‘Djengkolic’, jelasnya, dibuat secara 2-in-1 atau dua produk dalam satu kemasan yaitu facial wash sekaligus facial scrub. Produk didesain dalam kemasan yang sederhana, praktis, dan mudah penggunaannya. Bentuk produk dari ‘Djengkolic’ sendiri ialah gel yang mengandung bahan utama ekstrak kulit jengkol dengan tambahan butiran halus kulit jengkol sebagai exfoliator.

Pada akhir, ia juga menjelaskan bahwa produknya juga dijual dalam kemasan tube 30 gram dan bertutup ulir, sehingga antitumpah dan sangat praktis untuk dibawa bepergian. Pembuatan serta penelitian produk ‘Djengkolic’ juga didamping salah seorang dosen pembimbing Lusiana Arifianti, S.Farm.,Mfarm.,Apt.

"Harapannya, selain mengembalikan hakikat produk kecantikan alami asli Indonesia kepada masyarakat yang sekarang mulai didominasi produk luar negeri seperti Korea, juga membantu masyarakat dalam mengurangi limbah kulit jengkol pada lingkungan dengan membuatnya sebagai produk ‘Djengkolic’ yang kaya manfaat," pungkasnya sembari mengapresiasi pada Mahasiswa Farmasi Unair. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES