Nelayan Probolinggo Tolak Rusuh Jelang Putusan PHPU 2019

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Jelang sidang putusan PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum) Pilpres 2019, nelayan di Kota Probolinggo, Jawa Timur, kompak deklarasi damai. Deklarasi tersebut di lakukan di atas kapal yang tengah sandar, di pelabuhan Tanjung Tembaga Lama.

Deklarasi tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan, terhadap potensi provokasi yang beredar di masyarakat. Sebab kuat dugaan, ada indikasi oknum tertentu yang berusaha mengajak masyarakat untuk bergerak ke Jakarta. Tepatnya di lokasi sidang putusan, atau di Gedung MK.

“Siapapun nanti presidennya, kami nelayan tetap bekerja. Tidak usahlah ikut ikutan seperti itu,” kata istri nelayan, Yuliana, Selasa (25/6/2019).

Di Kota Probolinggo sendiri, ada sekitar 1.500 warga nelayan. Dari total 100 unit kapal yang ada di dermaga Tanjung Tembaga lama. Upaya provokatif untuk menggerakkan massa ke Jakarta saat sidang putusan MK itu, dipastikan tidak ada.

“Kami sangat menyayangkan adanya upaya tersebut. Padahal 17 April lalu kami sudah menyalurkan hak suara. Tapi kenapa, masih ada saja oknum yang mau menggugat seperti itu,” ujar nelayan setempat, Zainul Fathoni.

Pihaknya pun, memastikan, tidak ada warga nelayan Kota Probolinggo, yang bergerak ke Jakarta. Saat sidang putusan MK 27 Juni 2019 mendatang. Deklarasi tersebut, sekaligus memastikan tidak ada gejolak ataupun penolakan terhadap hasil pemilu presiden. Warga setempat, menyerahkan sepenuhnya mekanisme sengketa politik tersebut, sesuai aturan yang berlaku. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement