Peristiwa Daerah

Soal Rumah Sakit Baru, Ini Perbandingan Habib Hadi Zainal Abidin dan HM Buchori

Senin, 24 Juni 2019 - 23:20 | 168.80k
Tim dari Kemenkes RI saat meninjau RSUD dr Moh Saleh, dan dilanjutkan ke lahan RS baru Kota Probolinggo (FOTO: Istimewa)
Tim dari Kemenkes RI saat meninjau RSUD dr Moh Saleh, dan dilanjutkan ke lahan RS baru Kota Probolinggo (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Rencana membangun rumah sakit di wilayah selatan Kota Probolinggo telah ada sejak HM Buchori menjabat Wali Kota. Sempat meredup, rencana tersebut kembali mengemuka saat Habib Hadi Zainal Abidin dilantik jadi Wali Kota. Bagaimana konsep kedua figur ini?

Dari data yang dihimpun TIMES Indonesia, konsep Habib Hadi Zainal Abidin dan HM Buchori berbeda. Tapi lokasi lahan yang disiapkan sama: Jl Prof. Dr. Hamka, Kelurahan Sumberwetan dan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok.

Bagi HM Buchori, lahan tersebut disiapkan sebagai tempat relokasi RSUD dr. Moh Saleh di Jl Panjaitan. RS milik Pemkot Probolinggo ini, ditetapkan sebagai RS tipe B non pendidikan dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 001/MENKES/SK/1/2009.

Sebagai RS tipe B, luas lahan/lantai RSUD dr. Moh Saleh hanya 1,2 hektar. Padahal berdasarkan keputusan menteri kesehatan nomor 159B/Menkes/PERMENKES/11/1998 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah, dan standar yang dikeluarkan oleh Direktorat Instalasi Medik Dirjen Pelayanan Medik pada departemen kesehatan, luas semestinya 3,5 hektar.

Dengan lahan minim seperti itu, pengembangan RSUD dr. Moh Saleh dinilai tak mudah. Apalagi lokasinya di permukiman padat. Sementara itu, sering terjadi overload.

Hingga keluarlah SK wali kota nomor 188.45/215/KEP/425.012/2011 tentang Penetapan Lahan Relokasi Pembangunan RSUD. Konon, lahan yang disiapkan seluas 5 hektar.

Bagaimana konsep Habib Hadi Zainal Abidin? Seperti yang disampaikan Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo, Rey Suwigtyo, Habib Hadi akan membangun RS baru, bukan relokasi RSUD dr. Moh Saleh yang direncanakan HM. Buchori. 

Rencana ini, menjadi salah satu program unggulannya sebagai Wali Kota. Pembangunan akan dimulai secara bertahap mulai tahun depan. Dan jika terealisir, Pemkot Probolinggo akan memiliki dua rumah sakit sekaligus: RSUD dr. Moh Saleh, dan RS yang baru dibangun.

Dulu, rencana HM Buchori kandas karena kebutuhan anggaran yang begitu besar. Saat itu mencapai Rp 300 miliar. Sementara proposal bantuan ke Kemenkes RI tak kunjung turun. 

Di tahun 2014, rencana beralih ke pengembangan RSUD di lokasi lama dengan estimasi anggaran/biaya Rp 103 Miliar saja (berdasarkan masterplan 2013) dengan 350 bed. Saat itu, RSUD punya 210 bed atau ranjang ‘saja’.

Rinciannya antara lain kelas III sebanyak 61 bed, kelas II sebanyak 43 bed, kelas I sebanyak 11 bed, kelas utama 22 bed, kelas VIP sebanyak 18 bed, kelas VVIP sebanyak 3 bed, ruang ICU sebanyak 5 bed, ruang NICU 22 bed, dan ruang ICCU sebanyak 6 bed. 

Seolah tak mau kandas juga, Habib Hadi Zainal Abidin bersama Wawali Soufis Subri, berkomunikasi dengan Pemprov Jatim, Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, hingga bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung untuk merealisasikan rumah sakit baru. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES