Indonesia Positif

Mahasiswa Unair Surabaya Ciptakan Aplikasi Nanofiber pada Survival Food, Apa Itu?

Senin, 24 Juni 2019 - 11:55 | 55.88k
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga menggagas sebuah ide penelitian dengan judul “Aplikasi Nanotechnology pada Survival Food sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Hidup Korban Bencana”. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga menggagas sebuah ide penelitian dengan judul “Aplikasi Nanotechnology pada Survival Food sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Hidup Korban Bencana”. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Indonesia salah negara yang paling rawan bencana. Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair Surabaya menggagas sebuah ide penelitian dengan judul “Aplikasi Nanotechnology pada Survival Food sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Hidup Korban Bencana”.

Mereka adalah Ningsih Putri Herman (2017) dan Melly Octaviany (2016) yang berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Tya Wahyun Kurniawati (2017) di bawah bimbingan sang dosen Nita Citraari, S.Si., M.T.

Ningsih menjelaskan gagasan penelitian itu disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksata (PKM-PE) dan berhasil lolos seleksi pendanaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan tahun 2018-2019.

Penelitian itu, kanjutnya tercetuskan karena adanya peristiwa korban yang berhasil dievakuasi dalam kondisi bernyawa setelah lebih dari tiga hari karena meminum urinnya sendiri.

"Hal memprihatinkan tersebut membuat tim merasa harus ada suatu makanan yang mudah dibawa dan mampu meningkatkan ketahanan hidup korban bencana," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Ningsih juga mengatakan bahwa aplikasi Nanotechnology pada Survival Food tersebut berupa nanofiber yang disintesis dari Sodium Alginat dan PVA menggunakan metode Electrospinning.

Nanofiber pada Survival Food itu, lanjutnya, berperan sebagai serat tambahan sehingga dapat meningkatkan kekenyangan serta daya serap makanan dalam tubuh.

"Survival Food pada penelitian ini terdiri dari makanan yang mengandung banyak kalori seperti sagu, cokelat, dan madu," tuturnya.

Sementara itu, Tya selaku anggota penelitian menambahkan bahwa, alasan memilih bahan utama tersebut dikarenakan zat gizi yang tinggi dan juga adanya kandungan khusus yang diperlukan oleh korban bencana.

“Survival Food ini diharapkan dapat menekan angka kematian dengan cara mencukupi dan mengatur asupan energi, meningkatkan rasa kenyang, mengurangi kecemasan/trauma, dan meningkatkan kekebalan tubuh pada korban bencana alam dalam jangka waktu yang lama,” jelas mahasiswa FST Unair Surabaya itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES