Pendidikan

Meski Pemerintah Terapkan Sistem Zonasi, SMPN 1 Bojonegoro Optimistis Tetap Jadi yang Terbaik

Senin, 24 Juni 2019 - 11:12 | 164.18k
Kepala SMPN 1 Bojonegoro, Lasiran. (Foto: Yudi Handoyo/TIMES Indonesia)
Kepala SMPN 1 Bojonegoro, Lasiran. (Foto: Yudi Handoyo/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BOJONEGORO – Meski sistem zonasi untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 51/2018 kembali diterapkan pemerintah. Kepala SMPN 1 Bojonegoro, Lasiran yakin sekolah yang dipimpinya tetap meraih predikat terbaik di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. 

"Kami optimis tetap menjadi yang terbaik. Karena selama ini kami tidak mengandalkan inpun tetapi memang proses kami ketat. Mulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) diikuti matrikulasi penyetaraan ilmu untuk menjangkau akademik dan pemetaan menstandarkan kemampuan siswa," kata Lasiran, Senin (24/6/2019).

Selain memperkuat akademik, pihaknya juga mengundang psikologi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk mengukur tingkat potensi setiap siswa. Siswa juga mendapat pendampingan dokter ahli dari Dinas Kesehatan Bojonegoro untuk memotret dan membimbing siswa dari sisi kesehatanya. 

"Proses itu kami lakukan selama satu bulan sebelum pembelajaran reguler. Dari situ kami baru melakukan pengelompokan siswa ke dalam kelas. Tiga bulan kemudian kami evaluasi melihat sejauh mana  potensi perkembangan siswa dan memasukkan penilaian," ujar dia, menerangkan betapa ketatnya proses pendidikan di SMPN 1 Bojonegoro. 

Proses ini, lanjut dia, membantah presepsi masyarakat yang menilai SMPN 1 Bojonegoro baik hanya karena input. Tetapi masyarakat tidak melihat betapa ketatnya proses pendidikan siswa, mulai mengolah, mengedalikan dan mengukur kemampuan siswa secara intensif. Termasuk penanaman budi pekerti luhur. "Sehingga siswa sudah dipres dengan sistem yang ada," kata dia. 

Terbukti dengan proses tersebut banyak siswa siswi SMPN 1 Bojonegoro yang meraih prestasi di tingkat provinsi, nasional maupun inter nasional. Dan lulusannya hampir sebagian besar diterima di sekolah favorit. "Dari 288 total pagu di SMAN 1 Bojonegoro, 200 di antaranya berasal dari kami," imbuhnya. 

Di katakannya, proses belajar tidak hanya terpaku waktu di sekolah, karena waktu terpanjang siswa bersama orang tua. Maka wali murid harus tahu pos posnya, agar selaras dengan program di sekolah. "Dalam sistem zonasi ini, setiap bulan kami melaporkan progres anak anaknya. Sehingga orang tua tahu perkembangan anaknya. Jika kurang maksimal, kita evaluasi didampingi psikologi," ujar, Lasiran, Kepala SMPN 1 Bojonegoro. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Bojonegoro

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES