Wisata

Fenomena Frozen Bromo, Begini Penjelasannya 

Jumat, 21 Juni 2019 - 10:27 | 235.25k
Butiran kristal es di permukaan daun, di tepian laut pasir Bromo, Probolinggo, dan kondisi tenda pendaki di ranu kumbolo. (FOTO: Happy L. Tuansyah, TNBTS for TIMES Indonesia)
Butiran kristal es di permukaan daun, di tepian laut pasir Bromo, Probolinggo, dan kondisi tenda pendaki di ranu kumbolo. (FOTO: Happy L. Tuansyah, TNBTS for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Fenomena tahunan Frozen Bromo, di kawasan Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, terjadi karena kondisi tertentu.

Salah satunya, adalah suhu udara yang turun drastis, serta pengaruh angin. Saat pergantian dari musim hujan ke musim kemarau.

Frozen-Bromo-6.jpg

Sementara pada pergantian musim kemarau ke musim hujan, fenomena frozen justru tidak terjadi. Selain itu, suhu di puncak musim kemarau biasanya sangat dingin sehingga menyebabkan terjadinya fenomena frozen.

Sejauh ini, fenomena frozen terjadi di beberapa lokasi. Baik di areal Gunung Bromo maupun Gunung Semeru. Untuk kawasan Bromo, terjadi di dataran landai. Seperti di Laut Pasir, Pasir Berbisik, Savana, atau bahkan di areal pertanian warga.

Sedangkan di kawasan Gunung Semeru, terjadi di sekitar Ranu Pane, Ranu Kumbolo dan Kalimati.

“Bahkan di Puncak Semeru juga pernah terjadi lapisan es,” kata Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNBTS, Ariyanto, Jumat (21/6/2019).

Fenomena itu terjadi karena suhu yang turun drastis. Biasanya terjadi antara pukul 01.00 hingga 05.00 pagi hari. Penurunan suhu itu terjadi karena tekanan angin yang cukup tinggi. Hingga membekukan butiran embun di permukaan daun menjadi kristal kristal es. Ini kerap terjadi pada rentang bulan Juni sampai Agustus. Puncaknya, sekitar awal dan pertengahan Juli.

Frozen-Bromo-7.jpg

Masih menurut lelaki yang akrab disapa Ari ini, apabila perubahan suhu sangat ekstrim, frozen bisa berdampak pada pertanian warga.

“Pertanian warga sampai terkena es juga. Maka dapat dipastikan tanaman warga akan mati. Tahun lalu, terjadi di Ranu Pane, Argosari dan Ngadisari,” ujarnya.

Jumat pagi tadi, pukul 06.15, kondisi di Ranu Pane suhunya mencapai 5 derajat celcius. Butiran kristal es pun nampak di permukaan dedaunan. Pada Rabu (19/6/2019) lalu, butiran es tipis juga nampak di permukaan tenda para pendaki, di Ranu Kumbolo.Edisi-Sabtu-22-Juni-2019-A.jpgFenomena ini pun menjadi daya tarik tersendiri, bagi wisatawan yang datang ke Gunung Bromo. Setiap tahun, kehadiran fenomena Frozen Bromo selalu dinanti. Walaupun, untuk melihatnya perlu sedikit perjuangan ekstra. Wisatawan bisa menikmati butiran kristal es dan sensasi dingin ini, melalui Cemoro Lawang, Probolinggo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES