Peristiwa Daerah

Pengamat: Sumber Data Menhan Tentang Prajurit TNI Terpapar Radikalisme Masih Misterius

Kamis, 20 Juni 2019 - 14:04 | 98.02k
Pengamat Intelijen dan keamanan negara, Stanislaus Riyanta (FOTO:Edy Junaidi ds/TIMES Indonesia)
Pengamat Intelijen dan keamanan negara, Stanislaus Riyanta (FOTO:Edy Junaidi ds/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat Intelijen dan keamanan negara, Stanislaus Riyanta menilai, rilis data yang disampaikan Menteri Pertahanan Republik Indonesia terkait sejumlah prajurit TNI RI yang dinyatakan sudah terpapar paham radikalisme belum layak di konsumsi publik sebelum datanya diungkap sumbernya dikumpulkan dari mana saja.

Menurutnya, rilis data tersebut sangat mengejutkan bagi rakyat Indonesia pada umumnya yang selama ini sudah mengandalkan kekuatan militer negara sebagai pelindung mereka. 

Oleh karena itu, Stanislaus mengimbau kepada Menhan RI untuk serius dalam kasus tersebut. Jangan sampai masyarakat merasa ditakut-takuti hanya karena tidak falidnya data rilis survei tersebut. 

“Data radikalisme di TNI yang disampaikan Menhan tentu mengejutkan karena TNI adalah lembaga yang mempunyai daya tahan paling kuat terhadap ancaman ideologi. Jumlah 3% tentu bukan jumlah yang sedikit jika dilihat dari jumlah total prajurit aktif sekitar 400 ribu. 

Tentu pertanyaan kritisnya adalah metode dan alat ukur apa yang digunakan sehingga diperoleh data tersebut,” ujar Stanislaus kepada TIMES Indonesia di Jakarta, Kamis (20/6/2019)

Sebelumnya, Menhan RI Ryamizard Ryacudu mengaku prihatin dengan sekelompok tertentu yang ingin mengganti ide ideologi negara yang berasaskan Pancasila dengan faham radikalisme. Termasuk prajurit TNI RI yang sudah terpapar paham tersebut.

"Saya sangat prihatin, dengan hasil pengamatan yang dilakukan Kementerian Pertahanan baru-baru ini, tentang Pancasila. Pancasila itu kan perekat negara kesatuan ini. Rusaknya Pancasila, rusaknya persatuan kita. Hilangnya Pancasila, berarti hilangnya negara ini," ujar Menhan Ryamizard di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 19 Juni 2019.

Lebih dalam lagi, berdasarkan data yang dimiliki Kemhan, sekitar tiga persen anggota TNI yang sudah dinyatakan terpapar paham radikalisme dan tidak setuju dengan ideologi negara, Pancasila.

"Kurang lebih 3 persen, ada TNI yang terpengaruh radikalisme," jelas Menhan.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu pun mengungkapkan alasannya menyampaikan keprihatinan tersebut di tengah-tengah berkumpulnya para anggota TNI aktif dan para purnawirawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES