Wisata

Menikmati Zona Unik Bernuansa Malioboro di Museum HOJ Bantul

Rabu, 19 Juni 2019 - 10:56 | 241.55k
Suasana Museum HOJ di Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
Suasana Museum HOJ di Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul. (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Destinasi wisata baru, Museum History of Java (HOJ) yang berada di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogya ternyata tak hanya menyimpan ratusan koleksi benda purbakala di bangunannya yang berbentuk piramida menjulang.

Di komplek museum yang menyajikan ulasan sejarah Jawa itu ternyata memiliki satu zona menarik tepat di bagian belakang yang sangat nyaman untuk jadi lokasi nongkrong kala senggang.

Zona itu berupa wahana kuliner bernama Malioboro Food Street. Zona terbuka dengan luasan 6000 meter persegi ini desainnya mengadopsi suasana jalan Malioboro, lengkap lampu-lampu temaramnya, pedestriannya, dan tak ketinggalan pedagang kaki lima di sepanjang trotoarnya.

Museum-HOJ-2.jpg

Bedanya sudah pasti, tak akan ada kendaraan lalu lalang karena zona ini ada di dalam komplek museum. Sehingga pengunjung bisa bersantai di pinggir atau tengah jalan, foto foto bareng teman, sambil menikmati kuliner pilihannya.

"Konsep Malioboro Food Street ini  tak hanya wisata kuliner, tapi tempat hang out dengan tenant-tenant lapak penjual makanan ala Jogja Tempo Doeloe," kata Yenny Dwiwati, bagian operasional Museum HOJ Yogya, Rabu (19/6/2019).

Uniknya, ujung jalan Malioboro Food Street ini berakhir di sebuah panggung raksasa sebagai venue berbagai acara yang bisa memuat sampai 2000 orang.

Sehingga, kerap dimanfaatkan untuk penyelenggaraan berbagai event dengan komunitas massa besar dengan konsep outdoor.

Museum-HOJ-3.jpg

Misalnya venue di museum yang beroperasi sejak akhir 2018 ini pernah dimanfaatkan untuk Festival Bakmi. Juga The Zumba Party yang dihelat komunitas Jogja Zumba Instructor dengan melibatkan ratusan orang dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah pada Senin petang (17/6) lalu.

"Dengan konsep zona ini yang memanjang seperti jalanan dengan akhir panggung besar memungkinkan event digelar dinamis, misalnya disertai pawai kecil kesenian, lalu berakhir di panggung utama, seperti parade di Malioboro,  sembari pengunjung menikmati jajanan dengan harga kaki lima," ujar Yenny.

Sejumlah pedagang yang mengisi zona Malioboro Food Stret sendiri saat ini belum terlalu banyak karena sebenarnya zona itu masih belum resmi dilaunching, namun keburu kerap dipesan dan digunakan berbagai komunitas menggelar berbagai event saat sore dan malam hari. Terutama sebelum dan sesudah lebaran lalu.

Beberapa pedagang yang mengisi masih seperti warung kopi, thai tea, juga makanan ringan. Rencananya, zona Malioboro Food Street itu diisi berbagai sajian kuliner nusantara dan dunia yang targetnya di buka tahun ini.

Pengunjung yang hendak menyambangi zona Malioboro Food Street ini bisa menikmati dulu koleksi ratusan benda purbakala. Untuk masuk ke Museum HOJ  yang berada di Jalan Parangtritis Km 5.5  Sewon Bantul, pengunjung dikenai tarif Rp 30 ribu per orang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES