Peristiwa Daerah

Pakar Komunikasi Fisip UB: Kota Malang Perlu Brand Pariwisata

Selasa, 18 Juni 2019 - 22:17 | 49.74k
Pakar Komunikasi Public Relation Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (Fisip UB) Maulina Pia Wulandari. (foto: Doc. TIMES Indonesia)
Pakar Komunikasi Public Relation Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (Fisip UB) Maulina Pia Wulandari. (foto: Doc. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pakar Komunikasi Public Relation Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (Fisip UB) Maulina Pia Wulandari menilai pariwisata Kota Malang masih butuh brand atau merek untuk dapat dikenal wisatawan.

Pia mengatakan destinasi wisata sebagai atraksi pariwisata harus dianggap sebagai sebuah produk pariwisata. Karena itu sebagai sebuah produk, tujuan wisata harus memiliki sebuah merek atau brand agar wisatawan mengenal obyek wisata tersebut.

Ia mengatakan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan dibutuhkan pengelolaan destinasi wisata dengan baik. Ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan oleh para pengelola destinasi wisata untuk menciptakan brand awareness yaitu keunggulan produk, penerapan strategi komunikasi pemasaran yang terpadu, dan sarana dan prasarana pendukung operasional pariwisata

“Obyek wisata harus punya ciri khas yang unik dan spesifik, jangan sama dengan obyek wisata lainnya," katanya dalam Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang di Hotel Grand Palace, Kota Malang, Selasa (18/6/2019).

Pia mengatakan destinasi wisata ini harus diperkenalkan kepada masyarakat dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu. Mulai iklan, publisitas, mengadakan event yang mengajak pengunjung merasakan dan memiliki pengalaman yang indah tentang obyek wisata yang dikunjungi, serta harus didukung oleh fasilitas pendukung yang baik.

"Buat event-event yang menghadirkan pengalaman baru bagi pengunjung, jadi mereka selalu mengingat pengalaman datang ke tempat wisata anda," katanya Pia.

Menurutnya, pengelola wisata harus memiliki concern utama pada destinasi wisata dan infrastruktur penunjang pariwisata yang ada. Ia juga menyebutkan ada hal mendasar yang penting namun sering dilupakan pengelola wisata adalah pelayanan pelanggan yang berkualitas. 

"Mulai dari tukang parkir, toilet, penjaga karcis, hingga pemandu wisata harus dapat memberikan pelayanan yang prima. Jangan sampai judes kepada pengunjung," pesan Pia.

Tak hanya itu, dosen FISIP UB ini juga menambahkan dalam era digital saat ini, pengelola wisata harus melek dan mengetahui tren seperti apa yang berkembang di masyarakat. Salah satunya menghadirkan content creator dan influencer di media sosial untuk mengunjungi destinasi pariwisata agar menambah kunjungan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES