Pendidikan

Tim Banoo UGM Juara Dunia Cisco Global Problem Solver Challenge 2019

Selasa, 18 Juni 2019 - 16:22 | 130.58k
Tim Banoo Univeritas Gadjah Mada (UGM). (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)
Tim Banoo Univeritas Gadjah Mada (UGM). (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTATim Banoo UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta menorehkan prestasi dunia dengan menjuarai kompetisi Cisco Global Problem Solver Challenge 2019. Perlombaan ini dilaksanakan secara remote menggunakan media video conference dan online submission di negara asal masing-masing.

Banoo lahir dari tangan lima inovator muda UGM, yakni: Azellia Alma Shafira (Manajemen 2016), Muhammad Adlan Hawari (Elektronika dan Instrumentasi 2015), dan Fakhrudin Hary Santoso (Perikanan 2015) serta alumni Teknik Mesin 2014 yaitu Katya Dara Ozzilenda Soegiharto dan Ryan Wiratama Bhaskara. Dikembangkan dibawah bimbingan dari Dr. Deendarlianto, Dr. Wiratni Budhijanto, Prof. Rustadi, dan Nofie Iman Vidya Kemal, Ph. D.

UGM-Tim-Banoo-2.jpg

Mereka terpilih sebagai Peoples Choice Award Winner dalam kompetisi tersebut dengan inovasi teknologi perikanan berbasis IOT yang dinamai Banoo. Inovasi itu mengalahkan ribuan proposal proyek karya inovator muda dari berbagai belahan dunia.

"Banoo merupakan inovasi teknologi berbasis IoT dan energi terbarukan untuk memberdayakan petani ikan di Indonesia, terutama di daerah terpencil dan mewujudkan Sustainable Development Goals (SGDs)," jelas ketua tim pengembang Banoo, Azellia Alma Shafira saat konferensi pers di Laboratorium Inkubator Mina Bisnis Fakultas Pertanian UGM, Selasa (18/6/2019).

Shafira mengatakan inovasi yang mereka kembangkan berawal dari keprihatinan melihat kondisi budidaya perikanan di Indonesia yang belum maksimal, karena sistem budidaya ikan yang masih konvensional dan ekstensif. Padahal Indonesia memiliki potensi perikanan yang cukup besar.

Inovasi teknologi Banoo ini bisa membangun ekosistem budidaya perikanan yang lebih efisien, intensif dan inklusif sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani ikan, papar Shafira

Banoo membuat inovasi teknologi microbubble generator guna meningkatkan kualitas air kolam dengan bantuan Internet-of-Things (IoT), yaitu sensor yang berfungsi untuk mengaktifkan microbubble generator secara otomatis. Teknologi microbubble generator ini mampu meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air, sehingga pertumbuhan ikan dapat dipercepat, memperpendek masa panen, dan meningkatkan hasil panen ikan.

"Dengan menggunakan Banoo bisa meningkatkan produktivitas hingga 40 persen dan masa panen lebih pendek yaitu 3 bulan," jelas Shafira.

Selain itu, lanjutnya, Banoo menggunakan sumber energi terbarukan dari panel surya. Dengan begitu alat ini dapat digunakan di seluruh Indonesia, bahkan di daerah rural yang tidak memiliki akses listrik. Sementara untuk pompa mesin menggunakan daya yang rendah sebesar 85 watt untuk menghemat konsumsi listrik.

UGM-Tim-Banoo-3.jpg

Sementara itu, Fakhrudin menambahkan Banoo dapat digunakan untuk budidaya ikan nila dan lele dengan ukuran kolam 3x4 meter dan kedalaman 80 cm hingga 1 meter. Alat akan bekerja saat kadar oksigen dalam air mengalami perubahan. Sensor IoT mendeteksi fluktuasi kadar oksigen terlarut dalam air. Apabila kadar oksigen menurun akan mengirim sinyal untuk menghidupkan microbubble generator.

"Kita setting sensor akan mengaktifkan microbubble generator diambang batas 8.0 ppm. Jadi misal kadar oksigen terlarut dalam kolam 5.0 ppm maka akan mengirim sinyal ke microbubbule generator untuk menyala dan jika sudah melampaui 8.0 mala alat akan mati secara otomatis," paparnya.

Saat ini mereka terus melakukan pengembangan alat yang telah dikembangkan sejak tahun 2018 lalu. Ke depan akan dilakukan beberapa penambahan fungsi salah satunya untuk deteksi tingkat keasaman air (pH).

Pengembangan inovasi Banoo didukung penuh oleh UGM, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Pertamina (Persero), dan PT Mino Teknologi Indonesia. Sesuai dengan slogannya, Invest in Water, Relieve Hunger, Banoo mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkedaulatan pangan.

"Kita terus kembangkan alat ini dan harapannya dengan Tim Banoo petani ikan dapat secara mandiri memperoleh sumber pangan dan mata pencaharian yang berkelanjutan," kata Fakhrudin, salah satu anggota tim Banoo UGM. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES