Indonesia Positif

Mahasiswa Unair Surabaya Bikin “PETASAN”, Terobosan Baru Pakan Hewan Ternak

Selasa, 18 Juni 2019 - 08:35 | 84.76k
Proses pembuatan Pelet Teritip sebagai Alternatif Pakan Penambah Berat Badan Kelinci (PETASAN). (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)
Proses pembuatan Pelet Teritip sebagai Alternatif Pakan Penambah Berat Badan Kelinci (PETASAN). (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pelet Teritip sebagai Alternatif Pakan Penambah Berat Badan Kelinci atau disingkat PETASAN merupakan salah satu proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berhasil mewakili Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Unair Surabaya di Banyuwangi.

PKM ini didanai Kemristek Dikti  (Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi) di bidang Kewirausahaan.

Tim dari PETASAN sendiri terdiri dari empat mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan seorang mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM).

Teritip yang merupakan bahan utama dari pakan ini adalah parasit yang seringkali ditemukan menempel di kapal dan tidak digunakan. Parasit ini ternyata memiliki nilai gizi yang mulai diolah menjadi bahan pakan. Dengan kandungan protein kasar yang cukup tinggi, yaitu sebesar 46,5698 % tepung teritip dapat dijadikan sebagai bahan pengganti minyak ikan yang baik untuk penambah berat badan namun mahal harganya. Teritip bahkan dapat dijadikan sebagai pakan utama ternak seperti kelinci, sapi ternak, ayam, dan hewan ternak lainnya.

Mahasiswa-Unair-Surabaya7.jpg

 Para anggota tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mahasiswa Program Studi Di luar Kampus Utama Universitas Airlangga di Banyuwangi. (FOTO: AJP/TIMES Indonesia)

“Sejauh ini, penelitian mengenai teritip sudah banyak, namun untuk produk pakan yang berbahan utama teritip itu sendiri masih belum ada,” jelas Intan Rifdah T.I., ketua tim PETASAN.

Selain itu, Intan bersama keempat anggotanya –Fiko Ainun Nur A. (FKM 2017), Nur Mariyam Kusuma (FKH 2018), Nuril Islamiyah (FKH 2018), dan Aldea Erian Debora (FKH 2018)- sedang memproduksi PETASAN di Laboratorium Pakan Kampus Giri PSDKU Unair di Banyuwangi.

Produksi itu, jelasnya, merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga bulan terakhir. Menurutnya, ada 25 kilogram teritip yang diproduksi menjadi 96 kemasan yang masing-masing memiliki berat bersih 500 gram. Intan dan tim menargetkan untuk dapat mengolah 200 kilogram teritip menjadi produk PETASAN yang siap diperjualbelikan.

“Untuk saat ini, fokus penjualan kami masih di Banyuwangi terlebih dahulu. Ke depannya, melalui mahasiswa PSDKU UNAIR sendiri, kami akan berusaha melebarkan sayap ke luar Banyuwangi, bahkan ke luar Pulau Jawa,” jelas Fiko, salah satu anggota tim PETASAN.

Pakan ini nantinya akan tersedia dalam beberapa bentuk seperti pelet, mash, dan crumble yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap hewan ternak. PETASAN hasil PKM Unair Surabaya ini juga tahan dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu satu tahun jika disimpan dalam kondisi dan tempat yang sesuai dengan rekomendasi kemasan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES