Wisata

Unik! Ada Fashion Show di Sawah dalam Gintangan Bamboo Festival 2019

Sabtu, 15 Juni 2019 - 22:27 | 268.36k
Gelaran Gintangan Bamboo Festival 2019 di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. (Foto: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia))
Gelaran Gintangan Bamboo Festival 2019 di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. (Foto: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia))

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kreativitas masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur memang tak ada habisnya, salah satunya adalah gelaran Gintangan Bamboo Festival 2019.  Di acara ini, ada fashion show dia tas panggung yang letaknya berada di persawahan desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari.

Menggunakan baju rakitan berbahan dasar bilah-bilah bambu jenis apus, gelaran kali ketiga ini membius pacaindera para penonton.

Gintangan Bamboo Festival 2019 ini dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY. Bramuda, yag mana diikuti 50 talent dengan mengusung tema Agung Wilis yang merupakan tokoh pejuang nasional dari Banyuwangi.

Fashion-SHow-a.jpg

“Desa Gintangan ini memiliki keunikan, karena memiliki produk UMKM kerajinan anyaman bambu, tetapi brand.nya ingin kita naikkan ke dunia Internasional, salah satunya dengan fashion show dalam bentuk baju berbahan dasar bambu,” ucap MY. Bramuda Sabtu,(15/06/2019).

Bram menjelaskan, pemerintah selalu mendukung kegiatan potensi desa semacam ini, salah satunya dengan produk yang selama ini berbahan dasar kertas secara bertahap akan dirubah ke berbahan bambu, seperti tas, umkm dan lainnya, dengan demikian ada kepedulian dari pemerintah dalam rangka menghidupi dan menghidupkan kembali Gintangan sebagai salah satu destinasi wisata desa bambu di Banyuwangi.

Antusiasme para penonton mewarnai acara tersebut hingga sepanjang satu kilometer jalan desa yang padat merayap. Beragam produk UMKM desa seperti kerajinan tangan dan kuliner khas Banyuwangi dijual di pinggir jalan desa Gintangan.

Fashion-SHow-banyuwangi.jpg

Selain itu biaya pembuatan kostum mencapai Rp 250 ribu per talent, sedangkan lama pembuatan kostum bambu mencapai satu minggu, karena tangan-tangan orang Gintangan mahir dalam mengayam bambu.
Tak heran jika desa Gintangan dari dulu terkenal sebagai desa pengerajin anyaman bambu di Banyuwangi, yang mana menghasilkan produk perabotan rumah tangga dan saat ini terdapat 50 persen pengerajin.

“Dulunya masyarakat di sini hanya memproduksi produk tradisional hanya kukusan, irig, welasah, tetapi dengan adanya bamboo festival ini, masyarakat kita sudah bisa berkreasi dan berinovasi, terutama untuk perabotan rumah tangga yaitu kursi, dipan, cup lampunya semua terbuat dari bambu,” papar Rusdiana Kepala Desa Gintangan.

Rusdiana mengungkapkan bahwa dampak Gintangan Bamboo Festival selama tiga tahun ini sangat luar biasa, bukan semata dari segi festivalnya saja, tetapi juga berdampak pada sektor perekonomian masyarakat, kalau dahulu hanya kaum usia lanjut yang menikmati kerajinan anyaman bambu, namun kini kaum muda atau generasi milenial mulai menggemari kerajinan bambu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES