Peristiwa Nasional

Demi NKRI, Jokowi Harus Bijaksana Merangkul Semua Kelompok

Jumat, 14 Juni 2019 - 14:37 | 64.89k
Joko Widodo. (foto: Doc. TIMES Indonesia)
Joko Widodo. (foto: Doc. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Usai pesta demokrasi, saatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibalut dengan suasana aman, damai dan harmonis. Semoga golongan atau kelompok membaur menjadi satu membangun Indonesia lebih baik. Presiden Jokowi diharapkan bijaksana merangkul semua kelompok yang sebelumnya berbeda kepentingan politik.

“Usai Pemilu 2019, saatnya NKRI menata keharmonisan, aman dan damai. Semua kelompok harus kembali disatukan, berpelukan, bergandengan tangan untuk masa depan Indonesia yang. Lebih baik,” jelas Chairman John Caine Center (JCC), Najib Salim Attamimi, kepada TIMES Indonesia, Jumat (14/6/2019).

Kini, Indonesia ada di tangan sosok Presiden Jokowi sebagai kepala negara. Kebijaksanaan untuk masa depan Indonesia ada pada jiwa bijaksanaan seorang kepala negara. Najib membeberkan, semua konflik harus segera diakhir.

“Semua kelompok harus kembali disatukan. Mulai dari para ulama, para habaib, politisi, negarawan dan bahkan tokoh yang dinilai pembuat dan perancang makar sekalipun, harus disatukan untuk kemajuan Indonesia,” katanya.

Tokoh-tokoh nasional yang selama ini dinilai berbeda pandangan politik dengan Presiden Jokowi, harus dirangkut, diajak musyaåwarah untuk menata Indonesia menjaga negara yang disegani dunia.

Misalnya, tokoh yang berada dibarisan kelompok Prabowo Subianto, sekaliber Habib Rizieq Sihab, Amien Rais, Ustaz Abdus Somad (UAS), Abdullah Gymnastiar atau Gym, Kivlan Zen, dan bahkan yang kini sudah mendekam di penjara sekelas Eggi Sudjana, Soenarko dan tokoh lainnya.

Begitu juga tokoh yang berada di barisan Jokowi-KH Ma’ruf Amin. “Semuanya harus bergandengan tangan untuk Indonesia. Saya yakin, Presiden Jokowi dan pak Jusuf Kalla, sangat mampu dan bersedia melakukan hal tersebut demi Indonesia,” katanya.

Upaya bijaksana ini, jika akan dilakukan oleh Presiden Jokowi, kelompok ‘bawahan’ dibelakang Presiden Jokowi, tidak menghalangi upaya tersebut.

“Pihak-pihak atau kelompok tertentu yang hanya mementingkan kepentingan individu dan kelompoknya, tidak mengganggu niat ini,” harap anggota Dewan Pakar Partai Golkar ini.

Pihak TNI dan Polri katanya, harus berada pada barisan mempertahankan dan menjaga keutuhan dan keamanan NKRI. Semua kelompok harus diayomi dengan baik.

“Jangan sampai ada korban dan tumbal untuk kepentingan sesaat. Karena semua kelompok adalah rakyat Indonesia,” tegasnya, saat ditemui di Jakarta.

Untuk menata NKRI yang lebih baik, tak harus ditata dengan menelan korban. Soal ada konflik politik sudah biasa dalam sistem berdemokrasi. Namun, jiwa bijaksana dari sosok Presiden sangat dibutuhkan rakyat. “Semua persoalan harus diselesaikan dengan musyawarah,” katanya.

Jika Indonesia ini masih larut dalam konflik Pemilu, Najib menegaskan, bahwa tata kelola negara yang lebih baik dan maju tak akan dicapai. “Presiden Jokowi harus diberikan keleluasaan dan kebebasan sepenuhnya untuk memperbaiki bangsa ini. Bisikan yang merugikan negara dan rakyat tak boleh dilakukan,” tegasnya.

Kini, saatnya Presiden Jokowi untuk kembali lagi ‘blusukan’ ke semua tokoh nasional yang ada. Kembali mendatangi dan berbicara dari hati ke hati untuk membangun Indonesia. Tak elok jika tokoh yang selama ini menjadi lawan politiknya, diabaikan dan bahkan menjadi musuh kekuasaan.

Hal ini kata Najib, bukan hanya sekedar rekonsiliasi antara pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin dan Probowo-Sandi. “Namun lebih dari sekedar rekonsiliasi dan koalisi politik semata. Ini harus dilakukan untuk Indonesia, untuk NKRI, untuk rakyat Indonesia. Presiden Jokowi harus berjiwa besar dan bijaksana untuk merangkul semua kelompok,” terangnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES