Wisata

Museum Ganesya Hawai Waterpark-MNP, Merajut Kembali Pemahaman Budaya

Senin, 27 Mei 2019 - 14:02 | 181.95k
Museum Ganesya di kompleks destinasi wisata Hawai Waterpark-MNP yang juga berusaha menjadikan sebagai sebagai wahana pererat gap antara generasi terdahulu dengan jaman now dalam pemahaman budaya. (FOTO:widodo irianto/TIMES Indonesia)
Museum Ganesya di kompleks destinasi wisata Hawai Waterpark-MNP yang juga berusaha menjadikan sebagai sebagai wahana pererat gap antara generasi terdahulu dengan jaman now dalam pemahaman budaya. (FOTO:widodo irianto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Manajemen tempat wisata yang seru untuk keluarga, Hawai Waterpark-MNP (Malang Night Paradise) yang terletak di Jl Graha Kencana Raya 66, Karanglo, Balearjosari, Kota Malang menetapkan hati, merajut kembali pemahaman budaya lewat Museum Ganesya.

Ya, budaya adalah peradaban manusia yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

Museum-Ganesya-2.jpg

Manejemen Hawai Waterpark-MNP sempat melihat ada celah yang semakin melebar antara generasi terdahulu dengan sekarang. "Rantai sejarah, cikal bakal peradaban kita seolah terputus. Ketika seorang anak kita tunjukkan salah satu wayang golek misalnya, jawabannya itu monster. Waduh..., " kata Chyntia Handy, kurator Museum Ganesya.

Ini menunjukkan, kata Chyntia, betapa telah semakin jauhnya gab pemahaman tentang sejarah budaya bagi anak jaman now. "Karena itu kami berusaha merajut kembali rantai pemahaman tentang sejarah lewat kebudayaan itu agar tidak semakin hilang," tambah owner Hawai Waterpark-MNP, Yogi Kurniawan saat mendampingi Chyntia.

Karena itu pendirian Museum Ganesya yang akan soft opening bulan Juni 2019 nanti adalah salah satu upaya untuk mengembalikan atau melekatkan kembali gab  pemahaman budaya generasi terdahulu dengan generasi sekarang yang menjauh itu.

"Untuk itu pula kami juga membuat terobosan baru dengan menampilkan Museum Ganesya dalam tema alam, hijau, agar museum itu tidak selalu terkesan angker atau dalam bahasa jawanya, singub. Karena itu etalasenya, tempat benda-benda bersejarah dipajang kami latar belakangi hijaunya daun. Agar anak-anak generasi jaman now tidak terbelenggu dalam pemikiran bahwa museum itu sesuatu yang singub tadi," tambahnya.

Untuk menghidupkan suasananya, maka manajemen Hawai Waterpark-MNP selain mendirikan museum, juga melengkapi dengan berbagai acara diantaranya menggelar berbagai pertunjukkan seni yang memiliki nilai budaya asli Indonesia, khususnya Jawa.

Misalnya, akhir 2018 lalu sudah telah digelar pertunjukkan wayang Potehi. Wayang Potehi adalah jenis wayang khas Tionghoa berasal dari Tiongkok bagian selatan dan telah menjadi salah satu jenis kesenian tradisional Indonesia.

Nah pada bulan Juni 2019 ini, dua hari setelah Hari Raya Idhul Fitri 1440 H,  selama seminggu (8-16/6/2019) juga akan digelar pula pertunjukkan Sri Mulat setiap malam mulai pukul 21.00 sampai selesai. "Kami juga siap manakala ada pertunjukkan seni budaya lainnya. Misalnya wayang kulit, wayang orang. Pada dasarnya kami mendedikasikan semuanya ini untuk kelestarian ragam budaya untuk masyarakat Malang," tambah Yogi.

Museum-Ganesya-3.jpg

Belum lagi pada bulan Juni itu pula museum budaya, Museum Ganesya, juga akan mulai dibuka. Museum itu berisi artefak pada jaman Majapahit yang ditata begitu rapi. Artefak adalah benda atau peninggalan sejarah yang dibuat dengan tangan manusia (bukan benda alamiah tanpa modifikasi) yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain (movable) tanpa merusak bentuk aslinya.

Bagi yang ingin menikmati acara terusan di Hawai Waterpark-MNP sampai menikmati museum Ganesya, siapkan Rp 175 rb untuk beli ticketnya.

Pembagian museum satu lantai khusus diperuntukkan mempertunjukkan berbagai macam gerabah asli dalam ukuran besar, batu bata yang juga berukuran raksasa, berbagai macam senjata seperti tombak, keris di jaman Majapahit yang semuanya asli dan memiliki nilai sejarah. Didalam etalase senjata jaman majaphit itu masing-masing dijaga ular,  kalajengking, tarantula dan sebagainya yang kesemuanya binatang hidup.

"Kami juga akan mendatangkan keris sepanjang 3 meter. Hanya saja masih menunggu empunya agar keris itu bisa berdiri sendiri," ujarv Yogi Kurniawan.

Kemudian satu lantai lagi lagi diperuntukkan bagi sejarah perjalanan panji yang dilengkapi pula dengan keberadaan replika Wali Songo.  "Kesemuanya kami persembahkan kepada masyarakat agar sejarah panji dan Wali Songo dalam melakukan syiar agama Islam itu tidak terlupakan.  Ini penting bagi anak cucu kita kelak bahwa ada sejarah. Kita tidak hidup seperti ini secara tiba-tiba modern seperti ini," katanya.

Manajemen tempat wisata yang seru untuk keluarga, Hawai Waterpark-MNP (Malang Night Paradise) yang terletak di Jl Graha Kencana Raya 66, Karanglo, Balearjosari, Kota Malang menetapkan hati, merajut kembali pemahaman budaya lewat Museum Ganesya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES