Gaya Hidup

Meriam Bambu, Mainan Favorit Anak-anak Ponorogo Saat Ramadhan

Senin, 27 Mei 2019 - 02:30 | 119.71k
Anak-anak di Desa Paringan, Jenangan, Ponorogo asyik bermain meriam bambu di areal persawahan. (Foto: Evita Mukharohmah/TIMESIndonesia)
Anak-anak di Desa Paringan, Jenangan, Ponorogo asyik bermain meriam bambu di areal persawahan. (Foto: Evita Mukharohmah/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Bermain meriam bambu bagi anak-anak di Ponorogo adalah tradisi setiap bulan Ramadhan. Sambil menunggu waktu berbuka mereka asyik dengan mainan berbahan batang bambu dan karbit itu. 

Seperti yang dilakukan Bagus Sulaiman bersama teman-temannya di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Hampir setiap sore sekitar pukul 15.00 WIB, dia dan teman-temannya bermain meriam bambu di areal persawahan. 

"Setiap bulan puasa kami selalu membuat meriam bambu," ujar Bagus, Minggu (26/5/2019)

Meriam bambu terbuat dari pangkal bambu dengan panjang satu meter. Bambu tersebut kemudian dilubangi kecil dengan diameter satu hingga dua sentimeter di salah satu ujungnya. Bagian bambu yang dilubangi bentuknya harus lebih besar dari ujung satunya.

‘’Lubang itu nanti yang ditaruh di bagian bawah,’’ ungkapnya.

Lubang tersebut kemudian dimasukan pipa sesuai ukuran lubang. Panjang pipa hanya sebatas tebal bambu. Agar sumbu api yang disulutkan dapat sempurna masuk ke dalam bambu. Sumbu api terbuat dari kain bekas. Sumbu api itu diikatkan di ujung bambu yang sudah diraut dengan panjang satu meter.

 ‘’Kemudian direndam minyak tanah, satu hingga dua jam cukup,’’ tambah Regi Pangestu, anak lainnya. 

Meriam bambu yang telah siap di bawa ke area persawahan. Mereka juga membawa kalsium karbida atau karbit yang sudah dipecah berukuran kecil dan satu ember air. Setiap akan dibunyikan, bumbung diisi air secukupnya dan karbit dua hingga tiga butir. 

Lantas bambu diletakan dengan penahan dengan posisi bagian atas menghadap miring ke atas. Lubang kecil kemudian ditutup menggunakan tangan. Tujuannya agar karbit segera menguap sehingga meledak ketika disulut api. Setelah lima menit baru sumbu disulut. 

Setiap bermain meriam bambu, Regi bertugas mengisi 'amunis' berupa air karbit. Sedangkan Bagus kebagian menyulut api. Saat api sudah menjalar, dia dan anak-anak lain menyingkir agak jauh sambil menutup telinga. Begitu suara menggelegar terdengar mereka langsung bersorak.

Bagi anak-anak pinggiran di Ponorogo bermain meriam bambu menjadi permainan favorit setiap bulan Ramadhan(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Ponorogo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES