Peristiwa Daerah

Water Rationing, ATB Gencar Sosialisasi Hemat Air Bersih

Jumat, 24 Mei 2019 - 22:39 | 41.17k
Presiden Direktur PT ATB, Benny Andrianto saat memberikan kata sambutan pada acara buka puasa bersama, Jumat (24/5). Foto: Ali Mahmud
Presiden Direktur PT ATB, Benny Andrianto saat memberikan kata sambutan pada acara buka puasa bersama, Jumat (24/5). Foto: Ali Mahmud

TIMESINDONESIA, BATAM – PT Adhya Tirta Batam (ATB), selaku pengelola air bersih di Pulau Batam terus mensosialisasikan kepada para pelanggan agar hemat penggunaan air bersih dengan menerapkan sistem penggiliran air bersih (Water Rationing). 

Water rationing dianggap sebagai langkah tepat untuk menghemat persediaan cadangan air baku tersedia yang bersumber dari air hujan. Mengingat, curah hujan sempat berkurang secara signifikan beberapa waktu lalu, mengakibatkan air baku di lima Dam yang dikelola PT ATB mengalami penyusutan.

Benny-Andrianto-b.jpg

"Terpaksa kita memberlakukan program water rationing di wilayah suplai Dam Harapan," ungkap Presiden Direktur PT ATB, Benny Andrianto, pada acara buka puasa bersama ATB dengan media massa di Aston Hotel, Pelita, Kota Batam, Jumat (24/5). 

Benny menambahkan, diterapkan program water rationing di Dam Harapan, lantaran di dam tersebut mengalami penyusutan yang paling mengkuatirkan terutama pelanggan di daerah Sei Harapan, Tanjung Riau, Tanjung Pinggir, Patam Lestari, Tiban dan Sekupang. 

"Di daerah itu harus suplai air tidak mengalir setiap hari Sabtu dan Rabu, karena instalasi pengelolaan air (IPA) Sei Harapan tidak beroperasi," jelas Benny. 

Dikatakan Benny, pada pembangunan awal, Dam Harapan adalah salah satu primadona dan waduk andalan di Batam. Namun sejak 2015, Dam Harapan mulai mengalami sedimentasi. Pendangkalan area tersebut menyebabkan berkurangnya daya tampung, sehingga berdampak pada kualitas, kuantitas dan kontinuitas suplai air ke pelanggan. 

Benny mengatakan, program water rationing ini sudah dua kali dilakukan di Dam Harapan. Rationing pertama pada 2015 akibat El Nino. Saat itu apabila tidak dilakukan rationing, maka Dan Harapan hanya bisa bertahan 50 hari. ATB memilih menghemat air baku dengan menghentikan operasional IPA Sei Harapan selama dua hari tiap pekan. Pola yang sama kembali diterapkan di tahun ini (2019).

buka-bersama-pt-atb.jpg

"Untuk meminimalisir dampak rationing ini, ATB rutin mengedukasi pelanggan. Edukasi melalui sosialisasi hemat air dan toleransi menampung air dalam berbagai kesempatan. Baik talk show radio, media cetak, media online, pertemuan langsung dengan warga dan lainnya," pungkas Benny. 

Awalnya, kata Benny, mengajak pelanggan bertoleransi tidak mudah, terlebih rasa ketakutan dari sebagain pelanggan yang beranggapan jika mereka tidak bisa mendapatkan cukup air untuk kebutuhan sehari-hari. Namun ketakutan itu tidak terbukti. Karena pelanggan ATB yang terdampak rationing tetap mendapatkan suplai air yang memadai, meski dengan waktu suplai yang berkurang. 

Kendati demikian, lanjut Benny, curah hujan mulai turun dua Minggu terakhir, menjadi pertanda baik bagi ketersediaan air baku di dam.

Saat ini, Dam Harapan masih berada di level minus 1, 31 meter dari permukaan spillway dan program water rationing akan dihentikan apabila Dam Harapan mencapai batas aman produksi di kisaran minus 1 meter dari permukaan Spillway. "Pemerintah sebagai pemilik aset harus mengupayakan optimalisasi dengan mengatasi pendangkalan yang terjadi. Lalu peran serta masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar daerah resapan air dan alih fungsi lahan sekitar dan juga sangat diperlukan," ungkap Presiden Direktur PT ATB. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Batam

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES