Kopi TIMES

Ramadhan dan Akuntansi Momentum Pembentukan Karakter Kejujuran

Kamis, 23 Mei 2019 - 11:35 | 135.57k
Moh Amin SE MSA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Kepala Bagian PMB Unisma. (Design: Keyla/TIMES Indonesia)
Moh Amin SE MSA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Kepala Bagian PMB Unisma. (Design: Keyla/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – RAMADHAN adalah bulan suci yang penuh dengan keberkahan, kemulyaan,  kebaikan,  keuatamaan dan lain sebagainya. di dalam bulan suci ramadhan, umat islam di wajibkan untuk berpuasa 1 bulan penuh. Kewajiban ini mengacu pada perintah Allah swt dalam firmannya "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu semua untuk  berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa".  

Kewajiban berpuasa di bulan suci ramadhan bagi umat Islam memilki berbagai filosofi, diantaranya adalah bahwa puasa di bulan suci ramadhan memiliki nilai hubungan vertikal secara langsung antara Tuhan sang pencipta dengan umatnya, dimana seseorang yang menjalankan ibadah puasa dimana amalnya adalah untuk Allah dan Allah yang akan membalasnya.

Dalam sebuah hasdits Qudsi “Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.”. Al-Qurtuby rahimahullah berkata, “Ketika amalan-amalan yang lain dapat terserang penyakit riya, maka puasa tidak ada yang dapat mengetahui amalan tersebut kecuali Allah, maka Allah sandarkan puasa kepada Diri-Nya.

Mengacu pada hadits qudsi dan pernyataan Al-Qurtuby diatas, bahwa seseorang yang menjalankan ibadah puasa ramadhan boleh jadi tidak bisa di intip oleh manusia apakah seseorang tersebut berpuasa atau tidak, namum seseorang tersebut tidak bisa menghindar dari pengawasan sang pencipta Tuhan semesta alam dimanapun dia berada.  

Puasa merupakan rahasia seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Allah. karena orang yang berpuasa, di tempat yang sepi mungkin baginya mengkonsumsi apa yang diharamkan oleh Allah, (akan tetapi) dia tidak mengkonsumsikannya. Karena dia mengetahui punya Tuhan yang melihat di tempat yang sunyi.

Dengan puasa Ramadhan momentum ini dapat menumbuhkan sikap jujur bagi umat yang menjalaninya  dalam kondisi apapun. Sekalipun teman, tetangga, atau bahkan keluarga tidak melihat seseorang tersebut berpuasa atau tidak, namun karena dengan sikap kejujurannya dan takut karena Allah akan melihat tentu mereka akan tetap menjalaninya.

Momentum selain Ramadhan yang diharpkan dapat membentuk pribadi jujur adalah dengan melalui pembelajaran pendidikan akuntansi. Dalam dunia usaha, ilmu akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan operasi perusahaan tersebut, apabila ilmu akuntansi pada perusahaan diterapkan dengan baik, maka perusahaan dapat lebih profesional dan bijaksana dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil benar-benar menunjang keberhasilan usaha.

Akuntansi sebagai cabang dari ilmu matematika memiliki konsep yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembentukan karakter seseorang untuk menjadi orang yang akuntabel (dapat dipercaya).  Akuntansi adalah proses penghitungan, pengelolaan, dan komunikasi tentang informasi keuangan suatu kesatuan ekonomi. 

Pada umumnya tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari satu kesatuan ekonomi kepada pihak–pihak yang berkepentingan. Sedangkan hasil dari proses akuntansi yang berbentuk laporan keuangan yang diharapkan dapat membantu bagi pemakai informasi keuangan.

Dari konsep akuntansi diatas, akuntansi dapat memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada mahasiswa, dimana mahasiswa tersebut bisa menjalankan proses catat mencatat sebuah aktifitas tarnsaksi keuangan sampai pada pembuatan keuangan. Laporan keuangan adalah merupakan wujud dari pada pertanggung jawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Di dalam pertanggung jawaban tersebut laporan keuangan harus memenuhi unsur kejujuran. 

Kejujuran adalah merupakan sikap yang esensi dalam diri manusia, karena dengan  kejujuran manusia dapat predikat orang yang mulia. Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia. Kejujuran adalah bagian dari harga diri yang harus dijaga karena  bernilai tinggi. Kehilangan uang bisa dicari lagi, tapi kehilangan kejujuran di mana harus dicari? Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang.

Karena semua sikap yang baik selalu bersumber pada “kejujuran. Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya mendapat kepercayaan dari orang lain. Sudah tentu setiap kita sangat tidak menyukai orang-orang yang suka berbohong atau berdusta.

Sifat jujur merupakan salah satu rahasia diri seseorang untuk menarik kepercayaan umum karena orang yang jujur senantiasa berusaha untuk menjaga amanah. Kejujuran adalah mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya. Secara konseptual, kejujuran menjadi sesuatu yang sangat penting ada dalam diri manusia karena dengan kejujuran, manusia akan mendapatkan sebuah kehormatan, kenyamanan, ketentraman. 

Untuk bisa menumbuhkembangkan sikap jujur dalam diri manusia, tentu membutuhkan pembiasaan dan pembelajaran yang dilakukan secara instens, sehingga manusia dapat mengimplementasikan secara konsisten.

Pembiasaan dan pembelajaran untuk menegakkan kejujuran diantaranya bisa didapatkan melalui momentum puasa di Bulan Suci Ramadhan dan melalui pembelajaran pada pendidikan akuntansi. Dimana kedua momentum ini, manusia secara intens akan mendapatkan pembiasaan yang bisa menumbuhkan sikap jujur. Dengan demikian antara Ramadhan dan pembelajaran akuntansi sama sama memiliki karakter menumbuhkan sikap kejujuran. (*)

*) Penulis: Moh Amin SE MSA, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Kepala Bagian PMB Unisma

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES