Peristiwa Daerah

People Power, Ini Kesedihan Rizal Ramli

Rabu, 22 Mei 2019 - 22:13 | 77.04k
Ekonom dari Econit Rizal Ramli, (FOTO: Yayat R Cipasang/TIMES Indonesia)
Ekonom dari Econit Rizal Ramli, (FOTO: Yayat R Cipasang/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ekonom Econit Rizal Ramli menyatakan kesedihannya dengan kondisi Indonesia pasca Pemilu 2019. Terutama dengan terjadinya kematian misterius sekitar 700 petugas pemungutan suara, dan terakhir unjuk rasa yang berujung pada kematian pengunjuk rasa.

"Kita semua berjuang dengan susah payah agar negara kita menjadi negara demokratis yang bertanggung jawab dan ngayomi rakyatnya. Saya pada waktu muda, umur 22 tahun diadili dan ditangkap dan dipenjarakan di Sukamiskin karena ingin Indonesia yang demokratis, Indonesia yang adil," tutur Rizal Ramli dalam pernyataan di Jakarta, Rabu (22/5/2019).

"Tapi saya sedih sekali, hari ini kita kembali ke zaman otoriter. Aparat digunakan untuk menangkap orang sembarangan. Menggunakan undang-undang antimakar. Saya mohon maaf, makar itu kalau dalam bahasa Inggris, itu kudeta. Kudeta itu hanya bisa dilakukan oleh organisasi bersenjata. Tidak bisa rakyat biasa tanpa senjata dengan damai melakukan kudeta," terangnya.

Menurut Rizal Ramli, kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Korbannya sudah terlalu banyak. 

"Saya tidak percaya tujuh ratusan itu meninggal hanya karena kelelahan. Karena kalau orang hanya kelelahan itu biasanya jatuh tertidur, kecuali dia penyakit gawat sebelumnya. Nah kami minta dibuat tim pencari Fakta (TPF), kenapa sampai terjadi ini, yang independen," ujarnya.

Mantan Menteri Koordinator Perekonomian ini juga menjelaskan fakta kecurangan pada 2014 dengan 2019 jauh berbeda.

"Tahun 2014 sebetulnya sudah ada kecurangan, cuma 1-2 persen. Pak Prabowo waktu itu legowo, nrimo. Udahlah daripada rame-rame. Dukung saja presiden yang terpilih," kata Rizal Ramli.

"Tapi hari ini kecurangannya luar biasa besarnya. Ada 17,5 juta pemilih yang abal-abal. Ada 13,5 persen dari total TPS yang inputnya yang salah," ujarnya.

"Nah menurut saya, standar apapun di seluruh dunia, ini sudah keterlaluan. Ini bukan soal menang kalah lagi, ini bukan soal Prabowo-Jokowi lagi. Yang kita lawan ini adalah kecurangan, yang kita lawan ini adalah ketidakadilan," kata Rizal Ramli.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES