Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Masa depan Generasi Warkop

Rabu, 22 Mei 2019 - 05:44 | 72.03k
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGSURAT edaran Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Sidoarjo sangatlah mengejutkan. Surat edaran itu tentang dampak negatif warkop free wifi 24 jam non-stop bagi peserta didik. Ada 8 (delapan) poin yang disampaikan oleh PCNU LP Ma’arif NU Sidoarjo ini. Mulai dari terlambatnya peserta didik masuk sekolah sampai harus dijemput pihak sekolah, menjadi pecandu rokok, renggangnya hubungan anak dengan orang tua, bahkan yang paling parah sampai terjerumus pada peredaran narkoba, miras, sampai film porno. Sungguh kondisi yang sangat miris dikala pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun pendidikan karakter bangsa.

Kondisi tersebut disebabkab oleh pertumbuhan perekonomian yang ditandai banyaknya berdiri warung kopi (warkop) dengan fasilitas free wifi 24 jam. Secara ekonomi mungkin menguntungkan, dengan modal minim untuk belanja tapi mendapatkan fasilitas gratis wifi akan mengundang banyak konsumen. Dimana ada gula disitu pasti semut. Inilah gambaran kondisi warkop saat ini.

Tulisan ini bukan mengkritisi menjamurnya berdirinya warkop tersebut. Tapi membabi buta untuk meraup keuntungan semata itulah yang menjadi subjek kritik. Poin terakhir dalam surat edaran tersebut adalah pihak warkop tidak peduli terhadap nasib generasi muda dan lingkungan sekitar. Inilah mengapa kondisi ini perlu diberi masukan.

Ketidak hadiran Pemerintah

Pertama yang perlu disampaikan adalah kehadiran pemerintah daerah dalam mengelola izin dan memperketat aturan main. Kepedulian pemerintah dalam hal ini akan menjadi aksi nyata dalam pembangunan karakter bangsa. Bukan sekedar bermain diwilayah formal seperti sekolah tentang penanaman pendidikan karakter bansga, tapi harus mampu menyentuk kehidupan nyata masyarakat seperti adanya perda jam buka dan jam tutup untuk warkop-warkop yang ada.

Nongkrong berlama-lama bukan karena menu makananya yang nyaman, tetapi kebebasan berselancar dalam dunia maya yang mengakibatkan generasi zaman now betah berlama-lama. Kehidupan mereka yang tidak bisa lepas dari koneksi internet ini begitu dimanja dengan wifi gratis. Pemilik kafe sangat paham bahwa anak sekarang bukan hany butuh papan, sandang, dan pangan, tapi sudah ditambah dengan koneksi internet dan sambungan pengisi baterai gawai. Tidak adanya pembatasan jam tutup warkop telah mengakibatkan generasi saat ini berlama-lama sampai dini hari.

Menipisnya Kepedulian Sesama

Bukan urusan saya. Kira-kira pernyataan itu yang menjadi gambaran masyarakat saat ini. Setidaknya yang terjadi pada masyarakat kota saat ini. Terlebih dari pemilik warkop sendiri, tidak ada tanggungan mau jadi apa generasi saat ini dimasa yang akan datang. Inilah yang mengakibatkan pudarnya nilai-nilai persaudaraan antar sesama, memudarnya sikap ramah, hilangnya sikap kebersamaan dan kekeluargaan. Ketidak pedulian inilah peredaran narkoba menjamur, film porno menjadi santapan rutin, bahkan perkelahian sampai pada hilangnya nyawa menjadi gambaran saat ini.

Memang masa depan milik mereka sendiri, tapi pemimpin sejati adalah mempersiapkan generasi berikutnya dengan sebaik-baiknya. Masa depan Indonesia butuh kekuatan moral dan pengetahuan. Kemajemukan, kebhinekaan rakyat Indonesia sungguh butuh sikap toleransi yang tinggi, kebersamaan, kekeluargaan, keramahtamahan, dan sebagainya. Bangsa yang besar ini harus mempersiapkan generasi bangsa yang unggul. Terkhusus dengan banyaknya usia produktif saat ini. (*)

 

*) Penulis: Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang  

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES