Peristiwa Daerah

Cegah Cacar Monyet, Ini Imbauan Dinkes Banyuwangi

Rabu, 22 Mei 2019 - 08:15 | 55.52k
Dinas Kesehatan Banyuwangi serukan warga tanggap cacar monyet. (FOTO: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)
Dinas Kesehatan Banyuwangi serukan warga tanggap cacar monyet. (FOTO: Roghib Mabrur/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Masyarakat Indonesia diingatkan mengenai bahaya virus monkeypox atau cacar monyet yang terjadi di Singapura. Dinas Kesehatan Banyuwangi pun mengajak warga mengandalkan pola hidup bersih dan sehat sebagai salah satu bentuk bentuk upaya antisipatif.  

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah memastikan hingga saat ini kasus monkeypox belum terjadi di Indonesia. 

“Oleh karena itu, kami imbau agar warga tetap tenang dan tidak khawatir berlebihan. Sampai sekarang virus cacar monyet memang belum ditemui di Indonesia. Sosialisasi, imbauan dan edaran ke jajaran kami sudah dilakukan untuk menambah kewaspadaan” kata dr. Rio. Rabu,(22/05/2019).

Tanggap-Cacar-Monyet2.jpg

Meski belum ditemukan kasusnya, pemkab telah melakukan sejumlah langkah pencegahan terhadap masuknya penyakit yang berasal dari Afrika bagian Barat tersebut.

Pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh puskesmas dan Rumah Sakit (RS) di Banyuwangi untuk terjun melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi terkait monkeypox ke masyarakat.

Ia berharap, berbagai pelayanan kesehatan punya kewaspadaan ekstra terhadap gejala cacar monyet pada masyarakat.

Cacar monyet merupakan penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang atau zoonosis. Penularan cacar monyet dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit dari binatang yang terinfeksi virus cacar monyet.

Sedangkan penularan pada manusia, menurut Rio, terjadi melalui kontak dengan monyet, tikus gambia, dan tupai. Penularan dapat pula terjadi karena mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Kalau penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi.

“Inang utama dari virus cacar monyet ini adalah tikus, jadi usahakan jauh-jauh dari binatang ini,” tegasnya.

Selain sosialisasi, Rio menambahkan bahwa puskesmas juga diperintahkan untuk melakukan pengamatan (survey) kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Jika kedapati warga yang suspect monkeypox, petugas wajib segera melaporkan ke Dinkes untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Rio juga mengimbau agar warga segera memeriksakan diri jika mengalami gejala penyakit ini.

Gejala yang timbul meliputi meliputi demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, dan lemas. Seperti cacar pada umumnya, ruam di kulit akan muncul pada wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam itu berkembang dan akan menghilang hingga tiga pekan. 

“Masa inkubasinya 5-21 hari, setelah itu sembuh sendiri. Jika ada warga yang mengalami gejala seperti ini, harus segera berobat karena penyakit ini bisa cepat sembuh jika cepat ditangani,” kata Rio.

Selain langkah-langkah tersebut, imbuh Rio, pemkab juga telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak pelabuhan penyeberangan dan bandara. Penumpang domestik dan internasional yang berangkat maupun datang di Bandara Banyuwangi, akan dicek suhu tubuhnya. Sementara di Pelabuhan Tanjung Wangi, telah disiapkan tenaga medis yang akan menangani jika ditemukan penumpang dengan gejala cacar monyet(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES