Peristiwa Daerah

PMII Lombok Timur Serukan Rekonsiliasi Pasca Pemilu Serentak 2019

Selasa, 21 Mei 2019 - 03:06 | 85.30k
Suasana Sarasehan PMII Lombok Timur dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2019 Di Gedung Pemuda dan Mahasiswa, Lotim, Senin (20/5/2019). (FOTO: Istimewa)
Suasana Sarasehan PMII Lombok Timur dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2019 Di Gedung Pemuda dan Mahasiswa, Lotim, Senin (20/5/2019). (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, LOMBOK TIMURPMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) menggelar saresehan di momentum Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pasca pelaksanaan Pemilu serentak 2019.

Kegiatan tersebut mengangkat tema “Seruan Rekonsiliasi Nasional Pasca Pemilu dan Jaga Kantibmas serta Waspada Berita Hoax Sebagai Ancaman Kemanan Nasional dan Disentegrasi Bangsa”. Acara ini digelar berlangsung di gedung Pemuda dan Mahasiswa, Lombok Timur, Senin (20/5/2019).

Kegiatan dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkominda) Kabupaten Lombok Timur, Kapolres, Dandim 1615, Bawaslu dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), OKP.

Ketua II Eksternal PMII Cabang Lombok Timur, Ali Satriadi mengatakan dalam sambutanhya Pemilu serentak 2019 merupakan salah satu momen krusial dalam perjalanan bangsa mencari pemimpin.

PMII-Lombok-Timur-2.jpg

"Kami prihatin dan sedih melihat kondisi masyarakat dibawah masih terbelah dan berkubu-kubuan, padahal Pemilu sudah selesai, tinggal kita bersabar menunggu keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI)," kata Ali

Ali mengatakan, momentum ini tentunya untuk sama-sama menjaga persatuan dan kesatuan. Sebab nilai-nilai terkandung dalam pancasila jauh lebih penting ketimbang hanya pesta lima tahunan.

“PMII Lotim, melalui Kom PMII IAI Hamzanwadi NW Pancor akan mengadakan Saresehan Hari Kebangkitan Nasional Pasca Pemilu 2019 pada tanggal 20 Mei ini, di akhir acara kami juga akan mengadakan deklarasi menyerukan semua pihak tidak ada lagi kubu 01 dan 02, yang ada hanya 03 yakni Persatuan Indonesia, sebagaimana yang tertuang dalam Sila 3 Dasar negara kita, Pancasila”, Paparnya Ali

Pada saat yang sama, Ketua Bawaslu Lombok Timur Retno Sirnopati, mengatakan pada intinya adalah Pemilu 17 April 2019 ini masih belum selesai tahapan-tahapannya, masih banyak sesuatu pekerjaan yang harus di verifikasi yakni laporan aduan para peserta Pemilu

“Menerima aduan para Calon Legeslatif (Caleg) atau Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK)”, jelasnya.

Ditegaskannya, peserta pemilu dan masyarakat harus bersabar menunggu hasil pengumuman putusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI).

"Kami himbau untuk para peserta, timses, simpatisan Pemilu tetap harus menahan diri, tidak perlu ada deklarasi-deklarasi kemenangan, syukuran kemenangan, dan tidak boleh peserta Pemilu memasang alat peraga kemenangan," tegasnya

“Kita harus dan wajib menunggu keputusan resmi dari KPU pada tanggal 22 Mei nanti, sehingga tidak menimbulkan gejolak di tengah masyarakat,” kata Retno

Selanjutnya, Mustamin Hasyim, Perwakilan Pemda Kab. Lotim, Kesbangpoldagri, Polres dan Unsur Kodim mengatakan pada intinya dalam, Pemilu 2019 ini merupakan pemilu terbesar dan sejarah dalam Kepemiluan Republik Indonesia selama negara ini berdiri.

"Tapi kita patut bersyukur Pemilu serentak ini berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan apapun," ucapnya.

Hasyim  menambahkan, jikapun ada riak-riak protes atau sebaginya, tidak menimbulkan ancaman yang nyata bagi keutuhan berbangsa. 

“Ini juga jangan sampai kita di Lombok Timur untuk ikut-ikutan, hal ini insyallah kami dengan unsur Kominda di Bakesbangpoldagri, Polres, Kodim cepat melakukan upaya-upaya antisipasi pergerakan massa, supaya tidak ikut berbondong-bomdong ke Jakarta,” paparnya,

Mastur Sonsaka, Akademisi NW mengatakan pada intinya Pemilu 2019 ini, merupapakan pemilu yang paling menggemparkan jiwa, pikiran dan tenaga kita baik selalu masyarakat pemilih, peserta atau penyelenggara. Pemilu sudah akan mau selesai semua tahapan-demi tahapan.

“Tinggal semua pihak untuk mengawal proses ini hingga diumumkan oleh wasit, yakni KPU siapa yang menang dan siapa yang belum beruntung. Harus semua pihak menerima setiap perjalanan sistem demokrasi kita di Indonesia ini, pasti ada yang kalah dan ada yang menang, semua kita kembalikan kepada Tuhan YME, semua sudah memiliki jalan dan takdir masing-masing yang sudah di gariskan oleh Allah Swt," cetusnya.

"Kita tepat harus menahan diri menunggu hasil KPU secara resmi dan menahan diri dari tindakan-tindakan yang inkonstitusional (melanggar hukum), karena gerakan apapun, seperti kata Yusri Ihza Mahendara akan mencari jalan secara konstitusional," kata Mastur menambahkan

Selesai acara, PMII, para peserta dan Pemateri membacakan maklumat Pemuda dan Mahasiswa Lombok Timur, yakni Menolak semua gerakan yang Inkonstitusinal, menunggu hasil resmi keputusan KPU, memperbanyak zikir dan doa di bulan Ramdhan dan berkomitmen memerangi hoaks. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Mataram

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES