Peristiwa Daerah

Jaringan Satu Indonesia Desak Polisi Tindak Penggerak People Power

Senin, 20 Mei 2019 - 19:19 | 369.84k
Abdul Qodir alias Adeng Presiden Jaringan Satu Indonesia (JSI) (FOTO: Istimewa)
Abdul Qodir alias Adeng Presiden Jaringan Satu Indonesia (JSI) (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANG – Presiden Jaringan Satu Indonesia atau JSI, Abdul Qodir alias Adeng menuntut pihak kepolisian untuk menindak tegas para tokoh yang provokatif menggerakkan people power. Menurutnya, masyarakat akan menjadi korban dari kepentingan para elit. 

"Polisi harus menindak tegas para elit yang memberikan pernyataan provokatif dan menggerakkan people power. Kalau dibiarkan, rakyat yang akan menjadi korbannya," kata Adeng saat ditemui wartawan TIMES Indonesia, Senin (20/5/2019).

Gerakan people power, menurutnya tidak sesuai dengan jiwa patriot seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus memberi jaminan keamanan dan ketenangan kepada rakyatnya, termasuk kepada para pendukungnya. 

"Jika mereka benar-benar seorang patriot dan nasionalis dengan jiwa kesatria, ngak mungkin bertindak dengan mengorbankan rakyatnya untuk sekadar mendapatkan legitimasi kepemimpinan," tambahnya.

Diketahui, gerakan people power akan dikerahkan pada 22 Mei 2019, bersamaan dengan pengumuman resmi hasil Pemilu 2019 oleh KPU RI. 

Adeng meminta pihak kepolisian untuk segera mengambil sikap tegas demi keutuhan NKRI. 
Langkah provokatif para elit terbukti menuai konflik sosial. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak ikut dalam gerakan people power di Jakarta nanti karena itu merupakan gerakan inkonstitusional. 

"Tugas rakyat sudah cukup dengan berangkat ke TPS pada 17 April 2019. Ngapain turun ke Jakarta. Tanggal 22 Mei itu pengumuman, bukan pencoblosan. Lucu, ya," katanya sambil tertawa.

Oleh karenanya, Adeng mengatakan jika diyakini memiliki bukti kuat atas kecurangan Pemilu, satu-satunya jalur yang digunakan adalah langkah hukum sebagaimana dalam konstitusi. 

Pada prinsipnya, Jaringan Satu Indonesia menegaskan bahwa kepentingan bangsa ini adalah pilihan prioritas. Persatuan bangsa jauh lebih penting daripada segalanya. “Polisi harus turun dan tindak tegas para provokator di balik gerakan People Power ini,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES