Peristiwa Daerah

Ponpes An Nur 1 Bululawang Gelar Doa Bersama Untuk Kemaslahatan Bangsa

Jumat, 17 Mei 2019 - 18:54 | 131.80k
Pengasuh Ponpes An Nur 1 Bululawang, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) saat menyampaikan sambutan dalam doa bersama kemaslahatan bangsa . (Foto : Binar Gumilang / TIMES Indonesia)
Pengasuh Ponpes An Nur 1 Bululawang, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) saat menyampaikan sambutan dalam doa bersama kemaslahatan bangsa . (Foto : Binar Gumilang / TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebanyak 250 ulama, habaib dan Cendekiawan Muslim se Malang Raya mengikuti doa bersama untuk Kemaslahatan Bangsa yang digelar Ponpes An Nur 1 Bululawang, Jumat (17/5/2019).

Doa bersama ini bertujuan untuk kemaslahatan dan kedamaian Bangsa, pasca Pemilu 2019. Acara ini dihadiri Ketua MUI Kabupaten Malang, KH Misno Fadhol Hija dan Assiten II Setda Kabupaten Malang Abdurrahman.

Pengasuh Ponpes An Nur 1 Bululawang, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) mengatakan, doa bersama ini untuk menyikapi hasil Pemilu 2019. Terutama menolak ajakan Inkonstitusional yang berpotensi memecah belah bangsa.

"Dalam kesempatan ini kami mengajak umat Islam untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyyah menjalin silaturahmi, menghindari fitnah dan aksi inkonstitusional yang melawan hukum," ujarnya kepada TIMES Indonesia.

Dia menegaskan seruan atau wacana inkonstitusional yang dihembuskan oleh berbagai pihak, terkait hasil Pemilu 2019. Selain itu, Gus Fahrur juga menolak seluruh tindakan yang melawan pemerintah.

"Ada tokoh agama yang datang kepada saya terkait pemerintahan curang dan zalim. Saya menyampaikan, selama pemerintah tidak mengajak masyarakat untuk maksiat, wajib mematuhi perintah pemerintah," tegasnya

Lantas dia mencontohkan tragedi kekerasan Tanjung Priok pada tahun 1984. Saat itu ayahnya Alm KH Burhanuddin yang didatangi sekolompok orang serta menyampaikan untuk melakukan pemberontakan kepada pemerintah.

"Saat itu ayah saya menolak ajakan itu. Tapi, apabila pemerintah melarang umat Islam beribadah, menutup masjid dan pondok pesantren, maka ayah saya yang akan paling depan melawan kezaliman itu," tegasnya.

Akan tetapi, kata dia, saat ini umat Islam bebas beribadah dan tempat ibadah maupun pondok pesantren tidak ditutup. Sehingga, pemerintah yang sekarang wajib untuk ditaati dan tidak boleh diperangi.

"Perang itu menyengsarakan rakyat. Damai itu lebih baik daripada perang," kata Ketua IGGI ini. Selain itu, Gus Fahrur menyebut, bahwasanya menaati pemimpin adalah kewajiban dan perintah langsung dari Allah SWT.

Hal itu kata dia, disebutkan dalam Firman Allah SWT dalam Al Quran surat An Nisa ayat 59. "Dalam ayat itu Allah memerintahkan umat Islam untuk taat kepada Ulil Amri yaitu pemimpin yang sah di negara ini," cetusnya.

Selanjutnya, dia mengajak seluruh umat Islam dan masyarakat untuk mengedepankan kedamaian dan meningkatkan ibadah pada bulan Ramadhan kali ini. "Mari bersama-sama menghormati proses yang dijalani KPU. Siapapun presiden terpilihnya, harus kita hormati," ucapnya.

Menurutnya, kalah menang dalam proses berdemokrasi merupakan hal yang biasa. "Saya dulu mendukung Gus Ipul untuk menjadi Gubernur Jawa Timur, tapi ternyata kalah. Namun, saya sekarang ini menaati gubernur terpilih dan tidak melakukan perlawanan yang melanggar hukum," tuturnya

Selanjutnya Pengasuh Ponpes An Nur 1 Bululawang, Gus Fahrur berharap melalui doa bersama untuk bangsa ini tercipta suasana kondusif, aman, damai dan tentram. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES