Peristiwa Daerah

Lamongan Menjadi Pilot Projek Pengembangan SDM Penanganan Stunting

Jumat, 17 Mei 2019 - 13:11 | 127.91k
Ketua Koordinator PA P3MD/PID, Iskandar (mengenakan peci) bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Lamongan, Khusnul Yaqin (tengah berkacamata). (FOTO: istimewa)
Ketua Koordinator PA P3MD/PID, Iskandar (mengenakan peci) bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Lamongan, Khusnul Yaqin (tengah berkacamata). (FOTO: istimewa)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, ditunjuk sebagai sebagai pilot project dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) dalam penanganan stunting oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

“Ada kebijakan khusus dari 11 kabupaten, salah satunya Lamongan menjadi pilot project PSDM (pengembangan SDM) dalam penanganan stunting,” ucap Ketua Koordinator PA P3MD/PID, Iskandar, Jumat, (17/5/2019).

Iskandar menegaskan, dengan ditunjuk sebagai pilot project PSDM, Lamongan memiliki Kader Pembangunan Manusia (KPM) atau Human Development Workers (HDW) di setiap desa.

“KPM bertugas memastikan tersedianya kegiatan pelayanan sosial dasar bidang kesehatan dan pendidikan di desa, serta memastikan masyarakat, terutama ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (Baduta) memperoleh layanan secara konvergen (terpadu),” ujarnya.

Tak hanya itu, sambung Iskandar, KPM juga bertugas meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap stunting melalui pengukuran tinggi badan baduta untuk mendeteksi dini stunting dengan tingkat pertumbuhan.

“Mengidentifikasi sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) melalui peta sosial desa dan Pengkajian Kondisi Desa (PKD),” ujarnya.

KPM dikatakan Iskandar juga, memfasilitasi desa untuk mengoptimalkan penggunaan Dana Desa dalam RKPDesa dan APBDesa untuk intervensi stunting.

“Mendukung desa dan masyarakat untuk memantau dan memastikan konvergensi lima paket layanan pada rumahtangga 1.000 HPK menerima dan melaporkan hasilnya,” tuturnya.

KPM dalam menjalankan tugasnya, kata Iskandar, bekerjasama dengan Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD) dan Tim Pengelola Inovasi Desa (TPID) dalam mengidentifikasi kegiatan-kegiatan inovatif di bidang Pelayanan Sosial Dasar (PSD) dan upaya penanggulangan stunting.

Sementara itu, Bakron Hadi Konsultan Pendamping Wilayah (KPW) Pengelola Inovasi Desa (PID) Jatim menyebut, minimal terdapat 1 orang KPM di desa-desa yang menjadi lokasi Pengembangan SDM. “Di semua desa se-Kabupaten Lamongan menjadi percontohan penanganan stunting,” kata Kata Bakron Hadi saat berkunjung ke Desa Besur yang merupakan desa Wisata MTS dan sekaligus desa wisata petik buah melon. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES