Peristiwa Daerah

Kisah Eka Febrianti, PRT di Bali yang Disiram Air Mendidih Majikan Gara-Gara Gunting Hilang

Rabu, 15 Mei 2019 - 19:06 | 412.88k
Korban Eka Febrianti bersama kuasa hukumnya Supriyono saat mendatangi SPKT di Mapolda Bali, Rabu (15/5/2018).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).
Korban Eka Febrianti bersama kuasa hukumnya Supriyono saat mendatangi SPKT di Mapolda Bali, Rabu (15/5/2018).(FOTO Khadafi/TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, DENPASAREka Febrianti, (21), wanita muda asal Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan rasa perih di tubuhnya menahan sakit mendatangi SPKT di Mapolda Bali, Rabu (15/5/2019).

Kedatangan Eka dengan kuasa hukumnya, Supriyono, untuk melaporkan penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya bernama Desak Made Wiratningsi, Santi dan seorang securty bernama Eri yang menyiramkan air mendidih hingga badannya melepuh.

Saat ditemui awak media, Eka yang merupakan Pekerja Rumah Tangga (PRT) dengan terbata-bata bercerita perlakuan yang tak manusiawi kepada dirinya.

"Waktu itu gunting hilang, dan disuruh mencari dan sanksinya itu disiram air panas. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari ternyata gunting itu tidak ketemu. Kalau tidak ketemu kan harus menerima sanksi jadi saya berani disiram air panas itu," kata Eka.

Eka juga menceritakan, saat dirinya berusaha mencari gunting besi kawat yang diperintah oleh majikannya, tetapi tidak juga menemukan. Sehingga, ia mendapat sanksi disiram dua panci air panas yang masih mendidih oleh majikannya. Kemudian adik tirinya sendiri dan security.

"Iya disuruh cari. Saya berusaha mencari ke seluruhan tempat dan gundang, tapi tidak ditemukan. Yang nyuruh bos saya. Tapi bagaimana lagi saya (gak bisa) menolak. (Saya Disiram) dari kepala ditetesin. Pakai (air mendidih) yang menyiram adik (tiri) Satpam, dan bos saya," ungkapnya.

Setelah disiram dengan air mendidih, Eka pun masih disuruh mencari gunting tersebut oleh majikannya. Dengan menahan rasa sakit akibat luka bakar Eka pun tetap berusaha mencari gunting tersebut.

Karena, majikan pun mengatakan kalau tidak diketemukan akan disiram air mendidih lagi. Karena tetap tak ditemukan Eka pun nekat melarikan diri dengan meloncati pagar rumah dan bersembunyi di sebuah warung dekat rumah majikannya.

"Saya melarikan diri, mau ke teman saya di Nusa Dua. Waktu kabur saya berhenti di sebuah warung dan bersembunyi disana. Saya dikasih uang Rp 5 ribu buat ongkos sama kue  sama ibu yang punya warung itu," ujarnya.

Dengan uang sebesar Rp 5000 tersebut, Eka menunggu angkot untuk pergi ke tempat kawannya di Nusa Dua, Bali. Namun, angkot tak kunjung datang sehingga ia berjalan kaki. Kemudian, berhenti lagi di sebuah warung yang mempertemukannya dengan polisi.

"Saya berjalan agak jauh dari tempat bos saya. Lalu ada ibu-ibu warung bertanya mau kemana. Saya bilang mau ke Nusa Dua.  Kenapa mukanya kok begitu, dipukulin sama bosnya. Saya bilang iya, kabur yah, saya bilang iya," ujar Eka.

Kemudian, ibu warung tersebut menghubungi pihak kepolisian. Namun, saat polisi bertanya korban. Ia hanya mengatakan akan ke rumah kawannya di Nusa Dua. Selain itu, saat  polisi menanyakan kenapa wajahnya lebam-lebam, Eka hanya menjawab jatuh karena masih ketakutan.

"Kemudian dia (polisi) bertanya kenapa mukanya kok lebam-lebam begitu. Saya bilang jatuh karena saya masih takut. Setelah itu saya itu dapat angkutan dan turun di Terminal Batu Bulan (Gianyar)," ujarnya.

Saat menaiki angkutan umum, Eka turun di Terminal Batu Bulan Gianyar, Bali. Kemudian, mencari bus Sarbagita untuk menuju Nusa Dua. Tetapi, Eka tidak mempunyai  uang. Namun, ada seorang penjaga terminal yang menolongnya untuk mencarikan ojek sehingga sampai ke rumah kawannya di Nusa Dua. 

"Tapi saya mikir, saya tidak punya uang. Selesai itu, ada bapak-bapak penjaga di terminal. Dia bilang, "Mau kemana Dek,?",  mau ke Nusa Dua, kemudian tanya kenapa kok badangnya begitu semua coba jujur tidak apa-apa," ujarnya.

"Terus saya bilang, saya habis disiram air panas sama majikan saya. Jadi saya kabur. Selesai itu saya bilang mau ke Nusa Dua, terus ada Bapak-bapak tukang ojek dan minta tolong anterkan saya ke Nusa Dua," kata Eka dengan mengeluarkan air mata.

Seperti yang diberitakan, Eka Febrianti yang merupakan PRT mengalami penganiayaan oleh majikannya dengan disiram air mendidih. Dugaan penganiayaan tersebut, terjadi di sebuah rumah di Kabupaten Gianyar, Bali, yang dilakukan oleh majikannya bernama Desak Made Wiratningsi, pada Selasa (7/5/2019) lalu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES