Peristiwa Daerah

Nabila, Gadis Cilik Penyintas Sindrom Bayi Biru Asal Lumajang

Jumat, 26 April 2019 - 09:03 | 219.96k
Nabila Eka Anggraini bersama neneknya, Senenti warga Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Nabila merupakan penyintas Sindrom Bayi Biru atau kelainan jantung. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Nabila Eka Anggraini bersama neneknya, Senenti warga Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Nabila merupakan penyintas Sindrom Bayi Biru atau kelainan jantung. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Tidak mudah menjalani hidup sebagai seorang Nabila Eka Anggraini, seorang gadis cilik yang berasal dari Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Bocah berusia 4 tahun tersebut diasuh oleh neneknya, Senenti seorang diri.

Tidak ada yang menyangka, gadis manis dan riang ini terlahir dengan kelainan jantung yang kerap disebut Sindrom Bayi Biru. Di dalam dunia medis, Nabila menderita Tetralogy of Fallot (TOF) + Anomaly RCA.

Senenti, sebagai nenek Nabila yang merawat dan mengasuh Nabila sejak kedua orangtua Nabila menyerahkan padanya saat usia Nabila 30 hari.

Bukan tanpa alasan, kedua orangtua Nabila harus bekerja untuk menafkahi keluarganya dan tidak mungkin bisa merawat Nabila.

“Bapak dan ibunya sebelumnya kerja di kebun, Nabila selalu diajak. Setelah itu Nabila sering sakit bahkan sampai tidak sadar diri. Ibunya juga tidak tahu kalau Nabila sakit. Akhirnya Nabila diserahkan ke saya oleh bapak dan ibunya. Saya terima, saya ucapkan terima kasih karena saya diberikan Nabila,” cerita Senenti dengan mata berkaca-kaca, Jumat (26/4/2019) di rumahnya.

Senenti menganggap Nabila adalah hadiah yang diberikan Tuhan untuk menemaninya sehari-hari. Senenti hanya seorang buruh tani di desanya.

Seiring berjalannya waktu, kondisi Nabila semakin parah. Bahkan, sejak usia 6 bulan, gadis cilik itu tidak mau makan nasi namun lebih sering makan tanah.

Sungguh memprihatinkan. Ditambah lagi kondisi perekonomian keluarga membuat Senenti kesulitan untuk membawa Nabila berobat medis. Sebagai warga desa, Senenti lebih sering membawa Nabila ke tukang pijat bayi atau bidan-bidan di sekitar kediamannya.

Kondisi Nabila sering membiru dan kejang-kejang. Hingga bertahan di usia 2 tahun, Nabila tanpa disentuh pengobatan medis lanjutan.

Hingga pada akhirnya banyak bantuan yang datang menghampiri Nabila. Nabila bersama keluarganya telah didaftarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang untuk menjadi peserta JKN-KIS dengan segmen PBI APBD pada awal tahun 2018 lalu.

Dengan menggunakan fasilitas peserta JKN-KIS, Nabila mendapatkan penanganan medis untuk diobservasi secara keseluruhan di RSUD dr. Haryoto Lumajang. Setelah dilakukan pengecekan oleh dokter spesialis anak, Nabila mengalami pembengkakan jantung dan harus dirujuk ke Surabaya.

Kendala dialami oleh pihak keluarga dan relawan yang mengawal pengobatan Nabila. Jadwal operasi Nabila masih 1 - 3 tahun lagi. Dengan kondisi Nabila yang urgent, untuk operasi jantung Nabila harus dilakukan di India yang dibantu oleh para donatur dan Lembaga Little Heart Foundation pada Oktober 2018 silam.

Setelah dilakukan operasi tersebut, Nabila kembali ke Indonesia dan menjalani kontrol rutin setiap bulannya menggunakan jaminan kesehatan JKN-KIS. Hingga akhirnya, gadis mungil ini sudah bisa tertawa dan berlari selayaknya balita seusianya. Nabila tetap harus menjalani kontrol rutin dan pengobatan-pengobatan lain yang direkomendasikan oleh dokter.

“Selama Nabila berobat di Indonesia ya pakai kartu BPJS (Kartu Indonesia Sehat, Red) ini. Alhamdulillah, banyak yang membantu Nabila. Banyak tangan-tangan yang membantu kesembuhan Nabila. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang, BPJS Kesehatan dan juga pihak-pihak sudah mengawal kesembuhan cucu saya Nabila,” ucap Senenti.

Menurutnya, Nabila adalah salah satu anak yang beruntung untuk bisa bertahan hidup dan sembuh dari sakitnya. Masa depannya masih panjang.

Nabila adalah penerus keluarga dan aset bangsa. Di luar sana masih banyak Nabila-Nabila kecil yang juga bernasib sama. Program JKN-KIS merupakan salah satu secercah harapan yang membuat Nabila bangkit.

JKN-KIS kan punya rakyat, semoga bisa terus ada untuk rakyat Indonesia dan aset-aset bangsa seperti Nabila ini," pesan Senenti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES