Pendidikan

Siswa MI YPPI Babat Juarai Lomba Mendongeng Cerita Rakyat Lamongan

Kamis, 25 April 2019 - 20:33 | 180.34k
Kepala Dinas Perpustakaan Lamongan, Kandam (tengah), bersama pemenang lomba mendongeng, (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Perpustakaan Lamongan, Kandam (tengah), bersama pemenang lomba mendongeng, (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Cerita sejarah Panji Lara-Liris dan Putri Kediri mengantarkan, Putri Aulia Firdausi, siswa MI YPPI 1945 Babat, menyabet Juara I Lomba Mendongeng Cerita Rakyat Lamongan, antar pelajar SD/MI se Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Kak Hadiyan Maryadi, Ketua Tim Juri Lomba mendongeng yang digelar Dinas Perpustakaan Daerah (Dinperpusda) mengatakan, keberhasilan menjadi juara lomba mendoneng ini, merupakan prestasi yang luar biasa.

“Persaingan dalam lomba dongeng sangat ketat, tetapi Putri Aulia, membuktikan bahwa dirinya bisa jadi juara,” kata Kak Hadiyan, Kamis, (25/4/2019).

Lomba-mendongeng.jpg

Riwayat Panji Laras-Liris ini mewarnai sejarah perjalanan Kabupaten Lamongan, dengan Kediri, pada saat Kabupaten Lamongan dipimpin Raden Panji Puspa Kusuma dengan gelar Kanjeng Gusti Adipati. Ia memimpin Lamongan sekitar tahun 1640-1665.

Bupati ke tiga ini, mempunyai dua putra kembar, Panji Laras dan Panji Liris. Ketampanan dua pangeran itu, sampai membuat dua putri kembar Adipati Wirasaba (wilayahnya sekitar Kertosono-Nganjuk), Dewi Andanwangi dan Dewi Andansari, jatuh hati. Sang Adipati pun didesak ke dua putrinya, untuk melamar Panji Laras dan Panji Liris ke Lamongan.

Namun, sebagai syarat untuk melamar, Panji Laras dan Panji Liris, meminta hadiah berupa dua genuk dan dua tikar yang terbuat dari batu, sebab genuk mangandung isyarat tempat untuk mengambil air wudhu sedangkan tikar untuk sholat yang mempunyai tujuan agar Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi mau masuk Islam. Sebab, pada saat itu Adipati Wirasaba belum memeluk agama Islam.

Persyaratan itu, bersedia dipenuji Adipati Wirasaba, dan ke dua putrinya membawa langsung benda-benda tersebut dengan naik perahu yang di kawal oleh prajurit Kediri. Kedatangan ke dua putri tersebut di sambut langsung oleh Panji Laras-Liris di pinggir kali Lamongan.

Namun, ketika akan turun dari perahu, kain panjang Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi terbuka dan kelihatan betisnya. Melihat betis ke dua putri tersebut Panji Laras maupun Panji Liris tercengang kaget, karena melihat betis ke dua putri itu berbulu lebat.

Lomba-mendongeng-2.jpg

Sontak, peristiwa itu menjadi penyebab perang Babad, karena pasukan Adipati Wirasaba, mengejar Panji Laras dan Panji Liris. Dalam perang tersebut Panji Laras dan Panji Liris tewas, termasuk Patih Mbah Sabilan. Jenazah mbah Sabilan dimakamkan di Kelurahan Tumenggungan, sedangkan jenazah Panji Laras dan Panji Liris tidak ditemukan.

Saat ini, nama Panji Laras Laras dan Panji Liris dan Dewi Andansari serta Dewi Andanwangi, diabadikan menjadi nama jalan di Kota Lamongan. Jalan tersebut di beri nama Jalan Laras-Liris dan Jalan Andanwangi serta Jalan Andansari.

Cerita singkat sejarah Kabupaten Lamongan itulah yang mengantarkan Putri Aulia menjadi yang terbaik. Selain Putri Aulia yang ada di urutan pertama, Garneta Liya Izzaty S, siswa SDN Jetis 3 Lamongan yang mengisahkan Pusaka Keris Mbah Jimat dan Ikan Lele Bertuah, sukses sebagai runner-up, disusul kemudian, Tevi Putri Wise, siswa SDN Jetis III Lamongan yang nangkring diperingkat tiga usai mendongeng Pantang Makan Ikan Lele.

Di tempat berikutnya, ada Amalia Dwi Cantika, siswa SDN Pangkatrejo I yang menjadi juara harapan I, secara berurutan di posisi berikutnya diisi Naira Humaira Kurniawan, siswa MI PPI Bintang Sembilan Babat, dan Calista Salwa Judika, siswa SDN Jetis III Lamongan.

Berbagai cerita menarik lainnya, yang disajikan oleh siswa-siswi SD/MI, mulai dari cerita Legenda Desa Blimbing dan, Sejarah Kadet Soewoko, mengundang kekaguman Kepala Dinperpusda, Kandam. “Saya sangat mengapresiasi anak-anak yang ikut lomba, mereka generasi hebat anak bangsa,” ujar Kandam.

Ia pun meminta, sekitar 46 siswa yang terdaftar dalam lomba dongeng cerita rakyat Lamongan inipun untuk terus berkarya, dan tidak patah semangat meski belum menjadi juara. “Teruslah berkarya menang atau kalah hal biasa yang penting kalian sudah mengupayakan yang terbaik,” tutur Kandam.

Lebih lanjut, Ia mengatakan lomba mendongeng yang sudah menjadi agenda rutin Dinperpusda Lamongan, diselenggarakannya sebagai bagian dari upaya Dinas Perpustakaan untuk meningkatkan budaya gemar membaca. “Lomba mendongeng juga untuk mengasah kreativitas, keberanian, sekaligus untuk melestarikan budaya Lamongan,” ucapnya.

Kandam menambahkan, pemenang dari Lomba Mendongeng Cerita Rakyat Lamongan sudah berlangsung, di Aula Cendekia, Dinperpusda, pada Selasa, (16/4/2019) lalu ini, akan menjadi wakil Kabupaten Lamongan, untuk berlaga di tingkat Provinsi Jawa Timur. “Iya, juara 1 mewakili Lamongan di Jawa Timur nanti bulan Juni,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES