Peristiwa Daerah

Lukisan Gus Dur di 'Warna Perempuan Kartinian' Pukau Pengunjung Galeri Prabangkara

Rabu, 24 April 2019 - 20:47 | 297.13k
Nabila Dewi Gayatri, mempersembahkan lukisan Gus Dur Bapak Pluralisme dalam pameran ‘Warna Perempuan’ di Galeri Prabangkara, Selasa (23/4/2019).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Nabila Dewi Gayatri, mempersembahkan lukisan Gus Dur Bapak Pluralisme dalam pameran ‘Warna Perempuan’ di Galeri Prabangkara, Selasa (23/4/2019).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dua buah lukisan bergambar Gus Dur dipajang berderet bersama puluhan karya perempuan Jawa Timur dalam pameran bertajuk 'Warna Perempuan Kartinian' di Galeri Prabangkara, Surabaya.

Lukisan tersebut menyedot perhatian pengunjung maupun kolektor. Gus Dur dikenal dengan kearifan dan pamor luar biasa. Terlebih lukisan ini tidak biasa, dengan latar belakang kemegahan candi dan batik nan cantik.

Karya Nabila Dewi Gayatri tersebut mungkin bukan pertama kalinya. Ia pernah menyumbangkan 52 lukisan Potret Kiai Nusantara kepada PBNU.

Lukisan-Gus-Dur.jpg

Rasa kagum Nabila Dewi Gayatri kepada sosok tokoh muslim Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ia sajikan dalam karya bertajuk Bapak Pluralisme. 

Lukisan Nabila banyak mendapat apresiasi dari pengunjung, karena pamor Gus Dur begitu kuat terpancar. Nabila mengaku, melukis Gus Dur membutuhkan spiritualitas tinggi.

“Tentunya ada spirit yang berbeda saat melukis seorang wali. Saya menemukan sesuatu yang berbeda setiap kali melukis Gus Dur, penambahan rasa cinta saya kepada ulama, kepada Allah karena dalam setiap goresan saya ada wajahNya,” tutur Nabila, Selasa (23/4/2019).

LUkisan.jpg

Lukisan Gus Dur menggunakan cat air serta media kanvas ini berlatar candi megah dan batik, menunjukkan sisi pluralisme Gus Dur yang mencintai keragaman dan pejuang kaum minoritas.

“Ada lukisan saya, Gus Dur namun berwajah identik dengan Semar, seorang yang bijaksana siapapun yang datang padanya baik kawan atau musuh semua dirangkul diberi pencerahan tidak ada yang dimusuhi. Siapapun yang datang padanya wajib ditolong, itu sampai hari ini yang membuat semangat saya melukis beliau dan semoga saya sedikit bisa menirunya,” sambung Nabila.

Di samping Nabila, juga ada karya Aprilisfiya Handayani, gadis belia asal Kota Malang. Ditemani sang bunda, April penuh percaya diri menunjukkan sebuah lukisan yang menenangkan. Kombinasi pemandangan alam berpadu warna-warna menyejukkan mata. Dua tema berbeda dengan aliran berbeda.

LUkisan-b.jpg

April terinspirasi oleh keelokan Gunung Bromo yang ia suguhkan dalam lukisan impresif bertema Wonderfull Indonesia. Sedangkan genre naturalis nampak terlihat melalui keanggunan lukisan Wanita Desa. “Saya ingin menunjukkan bahwa wanita juga bisa berkarya,” jelas siswa kelas 3 SMA 1 Singosari Malang tersebut. 

Lukisan keduanya akan meramaikan Galeri Prabangkara mulai 23-27 April 2019 mendatang, bersama sederet perupa perempuan Jatim lain.

Beberapa perupa yang memajang karya antara lain Aimee Tri Wahyuni (Surabaya), Susy Zackia (Lumajang), Nana Murtiana (Bojonegoro), Ucik Retnoasih (Kediri), Maria Novita (Sidoarjo), Nabila Dewi Gayatri (Surabaya), Aprilisfiya Handayani (Malang) serta sederet perempuan perupa Jatim lainnya. Setiap pelukis menampilkan dua karya terbaik mereka untuk dinikmati pengunjung maupun kolektor.

Pameran bertema ‘Warna Perempuan Kartinian’ ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya Jatim, di Galeri Prabangkara.

LUkisan-c.jpg

Dalam kesempatan yang sama, Plt Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur Drs. Edi Iriyanto, M.M menggantikan Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur, Sinarto, S.Kar., M.M, menuturkan, jika seni rupa di Indonesia saat ini telah mengalami banyak kemajuan di bidang berbagai sektor, terutama tumbuhnya seniman muda yang produktif.

“Sebagai generasi muda memberikan penyegaran dan masa depan kehidupan asli Indonesia," demikian Edi menguraikan.

Perkembangan seni rupa di Jawa Timur sendiri cukup menggembirakan. Terbukti berbagai pameran semakin banyak digelar di galeri-galeri baik yang bersifat apresiatif maupun komersial. Dengan kemasan pameran yang sedemikian rupa hingga menarik perhatian khalayak seni dan masyarakat pada umumnya.

PAmeran-Lukisan.jpg

“SMK maupun kampus yang memiliki Prodi Seni Rupa juga tidak pernah kekurangan siswa maupun mahasiswa," terang Sinarto.

Munculnya perupa-perupa muda akademis yang telah eksis di berbagai tempat, dapat dibaca sebagai penanda kekuatan seni rupa di Jawa Timur. Peranan pemerintah dan berbagai pihak seperti kolektor-kolektor dan pecinta seni mendukung kekuatan tumbuhnya seni rupa di Jawa Timur yang harus dijaga, agar mereka terus berkiprah dan tetap eksis.

Taman Budaya sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, menurut Edi, merupakan unit yang diharapkan mampu menjadi fasilitator aktivitas berkesenian baik untuk berolah seni pameran maupun pertunjukan.

"Dengan begitu secara khusus, saya berharap kegiatan pameran seni rupa tahun 2019 ini dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan memperluas dan merangsang tumbuhnya proses belajar sekaligus meningkatkan dan memperkuat eksistensi para perupa Jawa Timur, dalam menghadapi persaingan maupun meneguhkan jati dirinya," ungkapnya.

PAmeran-Lukisan-a.jpg

Selain itu juga diharapkan, dapat memberikan peluang yang luas bagi para perupa agar dapat berinteraksi dengan masyarakat khususnya pecinta seni lewat karya-karya yang diwujudkan.

“Mereka ikut menggerakkan karya-karya seni rupa untuk sampai ke tangan-tangan para pecintanya dan juga pasar serta menjadi koleksi di galeri galeri ternama," pungkasnya usai meninjau ruang pameran Warna Perempuan Kartinian di Galeri Prabangkara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES