Peristiwa Daerah

ICRS Bersama AIPI Gelar Diskusi Agama dan Kemanusiaan

Rabu, 24 April 2019 - 13:13 | 61.21k
Ketua Komisi Kebudayaan AIPI Prof Amin Abdullah (dua dari kanan) saat konferensi pers di UGM. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)
Ketua Komisi Kebudayaan AIPI Prof Amin Abdullah (dua dari kanan) saat konferensi pers di UGM. (FOTO: Ahmad Tulung/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAICRS (Indonesian Consortium for Religious Studies) berkolaborasi dan AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan) menggelar Seminar Nasional bertema Tantangan Agama dan Harkat Kemanusiaan di Era Sintesis. Acara tersebut di pusatkan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, pada Kamis-Jumat (25-26/4/2019).

Core Doctoral Fakulty ICRS Dr. Dicky Sofjan, Ph.D mengatakan, seminar ini berawal dari situasi saat ini. Dimana berbagai persoalan umat manusia di suatu bangsa dan negara tidak hanya dapat diselesaikan satu disiplin ilmu saja.

“Semua pihak punya peran dan sumbangsih dalam menyelesaikan persoalan-persoalan besar saat ini. Pola pikir konvensional yang didasari oleh siloisasi/kompartementalisasi pengetahuan, sudah usang dan tidak dapat diandalkan lagi untuk memecahkan persolan-persoalan besar bangsa,” kata Dicky ketika konferensi pers di UGM.

Karena itu, ia mengajak kalangan akademisi dan tokoh ikut berperan aktif menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di negeri terutama di Indonesia. Akademisi dan tokoh harus berkolaborasi untuk mewujudkan ketentraman dan kerukunan.

“Di Indonesia, kita kerap mendengar bahwa agama pada hakikatnya bertujuan untuk memanusiakan manusia. Banyak agama dan kepercayaan yang sudah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Atas dasar itulah semua agama berhak hidup di bumi Pancasila dan dijamin kebebasannya oleh konstitusi dan Undang-Undang. Namun, dalam praktiknya masih jauh dari ideal. Respon masyarakat terhadap agama kerap memicu minoritas, intoleransi, deskriminasi, persekusi, friksi dan konflik,” terang Dicky.

Ketua Komisi Kebudayaan AIPI Prof Amin Abdullah mengatakan, saat ini yang paling banyak diperbincangkan adalah apakah Indonesia secara berurutan pernah mengalami Industri 1.0, 2.0, dan 3.0 untuk tiba pada yang 4.0?

Selain perubahan dibidang Industri, banyak pihak memperbincangkan disrupsi yang terjadi dibidang yang lain. Seperti, pendidikan, keamanan, kesehatan, komunikasi dan sebagainya, yang menjadi pertanyaan pula bagaimana dengan dunia pendidikan dan secara khusus pendidikan agama.

“Indonesia perlu membangun literasi keagamaan untuk memitigasi beragam permasalahan yang terkait dengan konservatisme yang berkembang. Literasi yang dimaksudkan adalah membangun kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya keberagaman agama. Artinnya bagaimana seseoarang yang mengimani agamanya dapat menghargai perbedaan dan berinteraksi secara sehat dengan orang-orang yang berbeda agama dan kepercayaan,” terang Amin Abdullah.

Seminar Nasional bertema Tantangan Agama dan Harkat Kemanusiaan di Era Sintesis yang digelar oleh ICRS (Indonesian Consortium for Religious Studies) berkolaborasi dan AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan) di pusatkan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, pada Kamis-Jumat (25-26/4/2019). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES