Peristiwa Daerah

Cerita Petugas Pemilu 2019 di Bondowoso, Harus Lewati Jembatan Gantung hingga Dikejar Kobra

Rabu, 24 April 2019 - 09:24 | 197.11k
Bripka Suryadi saat melewati jembatan gantung dengan konstruksi seadanya, untuk mendistribusikan logistik ke TPS terpecil di tempat ia bertugas (FOTO: Istimewa)
Bripka Suryadi saat melewati jembatan gantung dengan konstruksi seadanya, untuk mendistribusikan logistik ke TPS terpecil di tempat ia bertugas (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pelaksnaan Pemilu 2019, memang sudah memasuki tahap rekapitulasi. Namun, ada banyak cerita menarik, sedih, hingga menakutkan yang dialami oleh para petugas Pemilu, khususnya di Kabupaten Bondowoso.

Seperti yang dialami oleh Bripka Suryadi, polisi yang bertugas sebagai pengamanan tempat pemungutan suara (PAM TPS). Misalnya mulai dikejar ular kobra, tak tidur lebih 48 jam, berjalan berkilo-kilometer ke TPS, hingga harus masuk rumah sakit karena kelelahan.

Kepada TIMES Indonesia, ia menceritakan, bahwa pendistribusian kotak suara di Desa Gentong ke TPS 6 Dusun Becangan, Kecamatan Taman Krocok, dari balai desa menuju lokasi harus menempuh jarak sekitar  5 kilometer.

“Melewati 2 jembatan gantung. Yaitu Dusun Kalianyar dan Dusun Becangan. Hambatannya jembatan tersebut sempit dan kontruksinya seadanya,” katanya, Selasa (23/4/219).

melewati-jembatan-gantung-ke-TPS2.jpg

Bahkan, saat  memanggul kotak suara, tiba-tiba ada ular kobra cukup besar melintas. Karena sama-sama kaget, ular itu lantas mengejarnya.

"Spontan saya lempar kotak suaranya dan lari," kenang Bripka Suryadi.

Menurutnya, setelah ular kobra sepanjang sekitar 3 meter itu berlalu, Suryadi mengambil kembali kotak suara yang tadi sempat dilemparkannya.

Beruntung, tak ada kerusakan sama sekali. Dia kemudian melanjutkan perjalanannya mengirim kotak suara ke tiap-tiap TPS.

"Jika dihitung, lebih 48 jam saya gak tidur. Karena sejak kotak suara datang, coblosan, hingga penghitungan, saya keliling terus dari TPS ke TPS," tutur bintara yang sehari-hari berdinas di Polsub Sektor Taman Krocok ini.

Belum lagi, untuk menuju beberapa TPS, petugas harus melalui jembatan desa sepanjang sekitar 100 meter, berkedalaman 50 meter.

Jembatan gantung sempit itu hanya bisa dilewati untuk orang berjalan. Untuk membawa kotak suara, satu-satunya jalan hanya dengan memanggul.

Polisi berumur 35 tahun ini memang bertugas sebagai PAM TPS di Desa Gentong, Kecamatan Taman Krocok, Bondowoso. Desa ini berada di kawasan cukup terpencil berbatasan langsung dengan wilayah Perhutani KPH Bondowoso.

Tugas Suryadi dalam pengamanan TPS memang cukup berat. Karena dia bertanggungjawab dalam keamanan di satu desa yang terdapat 13 TPS. Itu pun jarak antar TPS sangat jauh, dan harus ditempuh dengan jalan kaki.

"Setelah pelaksanaan coblosan itu, kondisi fisik langsung drop. Saya sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis," imbuhnya.

Sementara itu, ditemui terpisah Kapolres Bondowoso, AKBP Febriansyah, mengapresiasi anak buahnya yang bertugas di lapangan selama pelaksanaan Pemilu tersebut. Meski, hal itu sudah merupakan tanggungjawab polisi sebagai aparat keamanan. "Polisi kan memang harus siap ditugaskan di mana saja dan dalam kondisi apapun," tandas mantan Kasat Reskrim Polrestabes Jakarta Utara ini.

Berkat kerja keras seluruh pelaksana, dan petugas, Pemilu 2019 di Kabupaten Bondowoso berjalan aman dan damai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES