Pendidikan

Jesslyn Calysta, Mahasiswi Uwika Wakili Indonesia di Chinese Bridge Tiongkok

Rabu, 24 April 2019 - 08:43 | 290.41k
Jesslyn Calysta, mahasiswi Uwika yang akan menjadi duta Indonesia dalam kompetisi Internasional The 18th Chinese Bridge di Tiongkok pada Juli mendatang, Selasa (23/4/2019).(FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Jesslyn Calysta, mahasiswi Uwika yang akan menjadi duta Indonesia dalam kompetisi Internasional The 18th Chinese Bridge di Tiongkok pada Juli mendatang, Selasa (23/4/2019).(FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAJesslyn Calysta, mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Widya Kartika Surabaya atau Uwika berhasil menjadi wakil Indonesia dalam ajang Internasional The 18th Chinese Bridge (Chinese Proficiency Competition for College Student) di Tiongkok pada Juli mendatang.

Sebelumnya, Jesslyn menorehkan prestasi dengan menyabet juara pertama di kompetisi Chinese Bridge tingkat nasional. Ia bakal menjadi satu-satunya perwakilan Tanah Air bersaing dengan duta dari negara berbagai belahan benua seperti Australia, Eropa, Amerika, dan Asia.

Jesslyn mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut. Meskipun mengaku belum ada persiapan khusus, ia pastikan siap melaju di Chinese Bridge International Tiongkok.

“Belum ada persiapan karena baru saja selesai kompetisi nasional di Jakarta, mungkin nanti persiapan akan lebih berat lagi,” ujar putri dari pasangan Ardianto dan Lilywati Tirtajaya ini, Selasa (23/4/2019).

Berdasarkan pengalaman selama mengikuti Chinese Bridge nasional, Jesslyn mengikuti berbagai tahapan tanpa mengeluh. Ia menguasai berbagai tantangan, mulai tes pengetahuan umum, pidato, pertanyaan dan hingga performance.

“Pengalaman yang paling tak terlupakan waktu pelatihan yang dilakukan setiap hari hingga sore meskipun hari libur, karena memang tidak mudah, saya tidak cuma mempersiapkan satu lomba saja tapi semua,” cerita Jesslyn yang menargetkan raih juara 1 dalam tingkat internasional nanti.

Gadis kelahiran 3 April 2000 silam ini mempelajari bahasa Mandarin sejak duduk di bangku sekolah dasar. Meskipun awalnya mengaku tidak suka, ternyata dalam berbagai lomba Jesslyn justru meraih penghargaan.

“Pertama tidak suka belajar mulai kelas 6 ikut lomba dan juara lalu mulai suka,” tutur penyuka novel British tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Budi Hermawan selaku Plt Rektor Uwika menerangkan, jika Chinese Bridge merupakan kompetisi dasar pengetahuan budaya dan Bahasa Mandarin yang digelar oleh Confucius Institute. Ajang ini bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin belajar para siswa di seluruh dunia yang tertarik kepada budaya serta bahasa Mandarin.

“Selama sebelas tahun lamanya, Kota Medan selalu menjadi wakil Indonesia dalam International Chinese Bridge Competition. Tahun ini Uwika Surabaya akan mewakili Indonesia di kompetisi tersebut,” terang Budi Hermawan.

Budi menambahkan, Uwika kembali menapakkan sejarah usai menorehkan beberapa prestasi di kancah regional maupun nasional. Uwika bekerjasama dengan pihak Confucius Institute mempersiapkan SDM tenaga pengajar dosen native yang dikirim dari Tiongkok. “Tahun ini kita mendapatkan juara 1 tingkat nasional dalam Chinese Bridge,” imbuhnya. 

Xiao Ren Fei, Direktur Confucius Institut Universitas Negeri Surabaya menuturkan, Universitas Widya Kartika telah memberikan pendidikan baik akademis maupun soft skill sebagai bekal melaju dalam kompetisi tingkat dunia tersebut.

“Terbukti melalui beberapa pencapaian keberhasilan, salah satunya Jesslyn yang akan mewakili Indonesia dalam ajang Chinese Bridge,” kata Xiao dalam bahasa Mandarin.

Dia juga mengapresiasi perjuangan Jesslyn dalam meraih predikat pertama Chinese Bridge nasional. Karena untuk mendapatkan juara bukan perkara mudah. Siswa harus memiliki kemampuan bahasa Mandarin yang mumpuni, profesional, serta harus mengerti budaya sejarah maupun perkembangan Tiongkok saat ini. 

Chinese Bridge, terang Xiao, memiliki makna bahwa bahasa dan budaya Mandarin merupakan sebuah jembatan atau sarana komunikasi yang menghubungkan dua negara.

“Bisa berprestasi dalam kompetisi ini adalah murid atau mahasiswa pilihan. Tentu saja prestasi yang diukir mahasiswa ini tidak hanya prestasi bagi kita semua mewakili Indonesia dan Jawa Timur,” sambungnya.

Xiao berharap Jesslyn bisa mencetak rekor mengantar Indonesia menjadi juara di tingkat internasional, dengan bantuan Confucius Institute yang akan mendatangkan tenaga pelatih dari salah satu universitas di Tiongkok.

“Karena Jesslyn Calysta akan mewakili Indonesia untuk meraih gelar juara tingkat 1 internasional,” pungkasnya usai menggelar konferensi pers di Uwika.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES