Peneliti Senior SMRC: Quick Count Bukan Penyebab Kegaduhan, tapi Penguji Kejujuran
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peneliti Senior SMRC, Sirojudin Abbas menepis bahwa hasil hitung cepat (Quick Count) telah menimbulkan kegaduhan. Pasalnya, dari awal hadir sebagai penguji kejujuran dan tingkat akurasi penghitungan suara oleh KPU RI.
Menurut Sirojudin, Quick Count menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia telah berkembang, karena Quick Count merupakan salah satu produk akademis dan selama ini tidak pernah jauh meleset dari Real Count yang dilakukan oleh KPU RI.
"Sejarahnya pun begitu sejak pertama kali tahun 86 di Filipin tujuan nya untuk menguji kejujuran dan akurasi perhitungan suara yang dilakukan oleh lembaga KPU," tutur Sirojudin kepada TIMES Indonesia di Jakarta, Selasa (23/4/2019).
Untuk itu, dia menegaskan bahwa sikap BPN yang sampai saat ini tidak percaya terhadap hasil survei dan Quick Count, tidak berdampak apa-apa terhadap lembaga survei.
Menurut Sirojudin, lembaga survei hadir dengan menyajikan solusi akademik terhadap proses penyelenggaraan demokrasi Indonesia.
"Jadi apakah hasilnya dipercayai atau tidak oleh pasangan calon itu tidak perduli kita bukan urusan kita. Karena tujuan kita bukan untuk dipercayai oleh mereka tujuan kita menguji kejujuran dan akurasi perhitungan yang dilakukan oleh KPU," tandas Sirojudin Abbas, Peneliti Senior SMRC. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Sumber | : TIMES Jakarta |