Politik

Emrus Sihombing: Kasus Bowo Sidik Tidak Mempengaruhi Strong Voter Partai Golkar

Selasa, 23 April 2019 - 18:08 | 45.13k
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengaku analisisnya benar  bahwa kasus suap politikus Golkar Bowo Sidik Pangarso tidak terbukti dapat memengaruhi elektabilitas partai Golkar.

"Sudah beberapa kali politikus di DPR dari berbagai partai terjerat kasus suap dan korupsi. Akhirnya, itu menjadi hal yang terbiasa didengar oleh masyarakat, kali ini analisis saya tepat sekali suara Golkar masih di atas angin," kata Emrus Sihombing di Jakarta, Selasa (23/4/2019).

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa Bowo Sidik merupakan anggota Komisi VI DPR RI yang menjadi salah satu tersangka kasus suap pelaksanaan kerja sama pengangkutan bidang pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik (PILOG) dengan PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK).

Kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bowo Sidik mengaku diminta oleh Nusron Wahid untuk menyiapkan 400 ribu amplop untuk digunakan dalam "serangan fajar" pada Pemilu 2019.

Sedangkan, Nusron Wahid, merupakan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa dan Kalimantan DPP Partai Golkar dan saat ini menjabat Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa Tengah I setelah Bowo Sidik dipecat dari kepengurusan Golkar karena terlibat kasus korupsi.

Emrus menjelaskan kasus korupsi dan suap tidak hanya menjerat politikus pada satu partai politik tertentu, melainkan terjadi di banyak parpol. "Kecuali, perilaku korup hanya terjadi di partai tertentu. Orang kan melihat di banyak partai, bukan di Golkar saja," kata Emrus.

Apalagi, kata dia, berulang kali KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap banyak politikus yang akhirnya membuat kasus korupsi menjadi persoalan yang sudah biasa didengar masyarakat.

"Adanya legislator yang terjerat korupsi akhirnya tidak menjadi alasan lagi bagi masyarakat untuk memilih atau tidak memilih partai tertentu. Saya melihatnya seperti itu," katanya.

Masyarakat, menurut dia, lebih melihat dari sosok atau partai yang dinilai masih menyejahterakan mereka atau memperjuangkan nasib mereka meski ada beberapa kadernya terseret korupsi.

Bahkan, Emrus menyangsikan kasus korupsi yang menjerat politikus di partai-partai besar yang notabene parpol lama itu mampu membuat masyarakat ke parpol-parpol baru yang bermunculan, dan saat ini benar terbukti kasus Bowo Sidik tidak berpengaruh pada elektabilitas partai Golkar.

"Apakah kemudian masyarakat bermigrasi ke partai baru? Belum tentu juga. Publik sepertinya juga meragukan partai-partai baru, dan Golkar tetap berada nomor dua peringkatnya setelah PDIP," tandas Emrus Sihombing(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES