Politik

Jelang Pemungutan Suara, Boni Hargens: Kinerja KPU RI Mulai Diprovokasi 

Senin, 15 April 2019 - 19:16 | 136.78k
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens (foto: Edi Junaidi ds/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens menilai, dua hari menjelang pemungutan suara Pemilu Serentak 2019. Ada indikasi kekuatan politik tertentu yang sengaja membangun narasi kotor untuk mengintervensi kinerja KPU RI dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Boni, hal ini ditandai dengan kemunculan beberapa istilah-istilah tidak wajar dalam pemilu Indonesia. Seperti halnya people power ala Amin Rais. Juga narasi kalau Prabowo akan menang jika Jokowi tidak curang. 

Dia menegaskan, bahwa nafsu kekuasaan yang diinginkan oleh kubu Paslon tersebut sangat berbahaya bagi masyarakat. Yang nantinya akan menyimpulkan sendiri bahwa kualitas demokrasi Indonesia sedang dalam keadaan tidak sehat.

"Pada saat menjelang pemilihan Presiden 2019. Kita dihadapkan pada fenomena munculnya kekuatan kekuatan politik yang kembali mengimajinasi kebesaran orde baru menuju kekuatan politik yang ingin mendewakan masa lalu, kemudian mereka mengancam lawan politiknya dengan basis masa yang tidak bersalah," kata Boni Hargens saat dihubungi TIMES Indonesia di Ammarin Restauran, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2019).

Tidak hanya itu, narasi-narasi yang terus dibangun untuk mendelegitimasi KPU RI terus gencar disuarakan dari salah satu paslon tersebut. Yang kemudian diikuti oleh pembelahan kelompok masyarakat dengan menyebarkan fitnah dan hoaks yang terus ditujukan kepada salah satu paslon.

Selanjutnya, diikuti dengan kekuatan politik uang atau sering disebut istilah pukulan terakhir di akhir Pemilu. Hal itu juga akan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.

Pasalnya, paradigma masyarakat tidak sama, tidak semua pemikiran dari satu masyarakat akan menganggap narasi kotor tersebut sebagai informasi yang tidak benar. Namun, banyak yang menerimanya sebagai informasi yang seolah-olah tidak ada yang salah.

"Muncul kekuatan politik uang ingin membelah masyarakat dengan narasi narasi yang provokatif membelah kelompok-kelompok Islam dari non Islam membelah etnik-etnik tertentu membangun cerita-cerita yang kekuatan politik kita sebagai politik yang salah," tandas Boni Hargens, Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI).(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES