Politik

Gelar Kampanye Berkonsep Konser, Rizal Ramli: Kekeliruan Kubu Jokowi

Minggu, 14 April 2019 - 09:14 | 1.41m
Ekonom Senior Rizal Ramli. (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)
Ekonom Senior Rizal Ramli. (FOTO: Dokumen TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ekonom senior Rizal Ramli sampaikan kekeliruannya pada konsep program kampanye akbar paslon nomor urut 01 Jokowi - KH Ma'ruf Amin yang bertajuk Konser Putih Bersatu.

Isi konsep yang dihadirkan dari kampanye tersebut, dinilainya bukan sebagai penyampaian solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang melanda Indonesia. 

Rizal yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Asprindo menilai, seharusnya kampanye akbar tersebut berisikan konsep-konsep yang meliputi permasalahan yang ada berupa lapangan kerja, daya beli masyarakat rendah dan pertumbuhan ekonomi yang mandek sebesar 5 persen. Bukan berbentuk konsep konser musik.

"Masalah Indonesia ini bukan masalah Slank tetapi masalah kerjaan, ekonomi mandek 5 persen. Datang dong dengan kebijakan yang solutif kebijakan yang betul-betul pro rakyat," tegas Rizal kepada wartawan usai menghadiri Deklarasi dukungan Asprindo kepada Paslon 02 Prabowo - Sandi di Restauran Batik Kuring Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).

Lebih lanjut, Rizal dan Asprindo yang telah merapatkan barisan ke kubu Prabowo - Sandi turut pula mempertanyakan hasil dari program kerja-kerja kepemerintahan era Presiden RI Jokowi.

"Katanya kerja-kerja kok hasilnya memble. Rakyat daya belinya hancur masak hanya dengarin Slank buat nyelesain masalah ini," sambung Rizal.

Selain itu, Ia menjelaskan latar belakang Asprindodan dirinya mendeklarasikan dukungan kepada kubu 02 tersebut. Menurut kubu paslon Prabowo - Sandi memiliki program yang lebih serius dan komit dalam memberi solusi permasalahan ekonomi di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, konsep kampanye akbar Konser Putih Bersatu kubu Jokowi - KH Ma'ruf Amin menghadirkan berbagai hiburan dari artis kondang Ibu Kota, seperti grup band Slank. Terkait hal ini, Rizal Ramli menilai konsep itu tidak sempurna untuk menyampaian program visi - misi dalam permasalahan ekonomi yang melanda Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES