Politik

Litbang Kompas Bantah Berpihak pada Salah Satu Paslon Pilpres 2019

Selasa, 26 Maret 2019 - 16:12 | 49.12k
Diskusi bertajuk 'Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019). (FOTO: Rahmi Yati Abrar/TIMES Indonesia)
Diskusi bertajuk 'Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019). (FOTO: Rahmi Yati Abrar/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas membantah lembaga risetnya berpihak pada salah satu paslon Pilpres 2019. Hal itu diungkapkannya dalam sebuah diskusi bertajuk "Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Dirinya menegaskan jika hasil survei yang dilakukan baru-baru ini cukup akurat. Terlebih margin of error yang digunakan masih masuk dalam rentang yang digunakan oleh lembaga-lembaga lain.

"Menurut kami masih cukup akurat. Sebetulnya kami kaget. Tapi sebetulnya angka yang kami gunakan masih di batas margin of error lembaga survei yang lain. Contoh survei Charta Politika dengan margin of error lebih kurang 2,19 persen," ujarnya, Selasa (26/3/2019).

Dirinya menyebut memang elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin terpaut 11,8 persen dibandingkan Prabowo-Sandi. Di mana paslon 01 sebesar 49,2 persen, sedangkan paslon 02 sebesar 37,4 persen.

Sementara itu, survei terbaru dari Charta Politika menunjukkan elektabilitas duet Jokowi-KH Ma'ruf Amin 53,6 persen, dan duet Prabowo-Sandi 35,4 persen. Namun jika ditarik dari besaran margin of error itu, maka tingkat elektabilitas Jokowi-Maruf menjadi 51,41 persen.

Begitu juga, lanjutnya, jika hasil Litbang Kompas 49,2 persen untuk paslon 01 itu ditarik dengan margin of error yang sebesar 2,2 persen, maka elektabilitasnya sama yakni 51,4 persen.

"Jadi kalau dibandingkan dengan yang lain kami sebetulnya tidak beda jauh," imbuhnya.

Lebih lanjut, Toto menegaskan kembali jika pihaknya tidak condong terhadap salah satu paslon. Pasalnya, melihat hasil survei tersebut, dirinya mengaku banyak pihak yang menilai lembaga riset itu menggunakan angka yang skeptis.

"Sementara dari kami sejak awal itu tidak ada skenario atau setting atau intensi atau perilaku baik dalam penyusunan konsep, penurunan kuesioner, kemudian juga pengambilan data lalu tahap analisa itu tidak ada. Tidak ada kecondongan apapun baik kepada 01 maupun 02," tegasnya.

Tak cukup dengan itu, Toto bahkan menjelaskan jika survei yang dilakukan pada Maret 2019 ini melibatkan responden yang jauh lebih banyak dari sebelumnya.

"Jadi dari sisi jumlah responden, survei kami yang kedua (Maret 2019) ini jumlahnya 2 ribu, yang lalu 1.200. Jadi selisih 800. Dari komposisi ini saja, kami merasa survei kami yang terbaru lebih kuat bulan Maret daripada yang Oktober," ujar peneliti Litbang Kompas tersebut menepis tudingan keberpihakan pada salah satu paslon Pilpres 2019(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES