Peristiwa Daerah

Pelantikan Pengurus PCNU Badung Angkat Tema Gema Perdamaian dari Bali untuk NKRI

Senin, 25 Maret 2019 - 20:29 | 148.82k
Harlah ke-96 Nahdlatul Ulama (NU). (Grafis: TIMES Indonesia)
Harlah ke-96 Nahdlatul Ulama (NU). (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BADUNG – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Badung, Provinsi Bali, periode 2018-2023 akan dilantik Selasa (26/3/2019). Pelantikan itu mengundang penceramah kondang, KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq. Tema yang diangkat Gema Perdamaian dari Bali untuk NKRI.

Pelantikan akan dilangsungkan di Central Parkir Kuta, Jalan Raya Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Sebelum pelantikan, acara dimeriahkan dengan berbagai macam acara dan banyak hadiah yang akan dibagi-bagikan. Ada Donor Darah, lomba mewarna, Bazar, Jalan sehat keluarga.

“Jalan sehat keluarga berhadiah Umrah,” kata Ketua PCNU Kabupaten Badung, H Aap Syafrudin M, kepada TIMES Indonesia, Senin (25/3/2019).

Pelantikan Pengurus PCNU Kabupaten Badung itu jelas H Aap Syafrudin, juga dalam rangka memperingati Harlah ke 96 NU. “Nantinya akan hadir KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq yang akan banyak mengupas soal Gema Perdamaian dari Bali untuk NKRI,” jelasnya.

Lebih lanjut H Aap menyampaikan, dari Bali akan digemakan perdamaian untuk NKRI dan dunia. “Perdamaian harus terus dijaga. Mari kita bersama-saa jaga kerukunan antar umat beragama. Janga mau diadudomba. Lawan informasi haoks dan fitnah yang akan memecah belah bangsa ini,” harapnya.

Mengenal sosok Gus Muwafiq yang akan memberikan ceramah di acara tersebut, ia adalah da’i yang banyak menginspirasi umat dan apa yang disampaikan kaya akan makna, sosoknya santai (tidak radikal).

Gus Muwafiq salah satu pendakwah kelahiran Lamongan, yang kini tinggal di Yogyakarta. Gus Muwafiq merupakan santri yang sudah lama mengenyam pendidikan pesantren, sehingga pemahaman keagamaannya sangat mumpuni dan khas.

Khasnya adalah pemahaman Islam yang dianut mayoritas muslim Indonesia. Muslim Indonesia merupakan muslim yang menganut madzhab empat, khususnya Imam Syafi’i yang lebih dominan. Selain itu, Islam jebolan pesantren terbukti mampu mengawinkan Islam dengan tradisi dan budaya Nusantara. Khasanah ke-Islam-annya sangat dalam. Baik nilai-nilai yang terkandung dalam al-Quran, hadits maupun kitab-kitab klasik yang menjadi kekayaan Islam Nusantara(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES